NEGARA, BALIPOST.com : Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara mengalami kondisi memprihatinkan. Gunungan sampah yang menjulang tinggi bahkan dilaporkan mengalami longsor.
Sampah-sampah yang datang digiring ke sisi selatan karena TPA sudah tidak mampu menampungnya lagi. TPA Peh mengalami overload karena menampung sekitar 60 ton sampah organik dan anorganik per hari, yang berasal dari fasilitas umum dan rumah tangga.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Jembrana (Pemkab Jembrana) berencana mengolah sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) atau keripik sampah plastik.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, mengatakan bahwa crane mesin pengolah sampah sudah tiba pada Minggu (2/6) dan mesinnya akan menyusul dalam waktu dekat. Koordinator TPA Peh Jembrana, I Ketut Suardika, optimis bahwa dengan mesin ini, gunung sampah dapat dihilangkan dalam waktu 3-5 tahun jika diolah secara konsisten dengan sistem RDF. Sampah organik pun akan diolah menjadi pupuk untuk selanjutnya didistribusikan.
Pengolahan sampah dengan metode RDF dilakukan dengan memilah sampah plastik dan organik terlebih dahulu. Sampah plastik diolah menjadi RDF dan sampah organik diolah menjadi kompos.
Hasil olahan RDF diketahui sebagai bahan pencampur batu bara dan telah ada tiga pabrik semen yang siap memanfaatkannya. Suardika menambahkan bahwa mesin ini mampu mengolah sekitar 200 ton sampah per hari.
Diperkirakan, dengan kapasitas ini, gunung sampah yang memiliki tinggi sekitar 40 meter dapat diolah dan diurai sepenuhnya dalam beberapa tahun.
Upaya Pemkab Jembrana dalam mengolah sampah menjadi RDF ini merupakan langkah positif untuk mengatasi masalah sampah di TPA Peh. Diharapkan dengan solusi ini, TPA Peh dapat kembali berfungsi dengan optimal dan lingkungan sekitar terjaga kebersihannya. (Surya Dharma/balipost)