Pedagang di pasar tradisional sedang memilah cabai rawit merah. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa belum lama ini mengatakan, ketidakpastian kondisi makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan II-2024 masih berada pada level pesimis yaitu sebesar 31. Hal ini terutama disebabkan oleh perkiraan peningkatan BI Rate, pelemahan nilai tukar dan peningkatan inflasi.

Meski demikian, di tengah perkiraan kondisi makroekonomi tersebut, PDB diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat pascabulan Ramadan seiring dengan adanya pembagian tunjangan hari raya untuk perayaan hari raya Idul Fitri dan adanya banyak hari libur pada triwulan II-2024.

Baca juga:  Januari 2024, Penyaluran Kredit di Bali Capai Ratusan Triliun

Meskipun kondisi makroekonomi diperkirakan kurang kondusif, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan II-2024 masih terjaga dan terkendali. Hal ini terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 59 (zona keyakinan bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar yang tetap terjaga.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa, mengatakan dari survei Indeks Persepsi Risiko (IPR), responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik, PDN pada level rendah dan berada pada posisi long, dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Baca juga:  Film Tanpa Ampun Angkat Kisah Nyata, "Warning" bagi Premanisme

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan II-2024 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83. Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.

Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan II-2024 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik pasca Pemilu 2024, adanya momentum hari Raya Idul Fitri dan banyaknya hari libur sepanjang April hingga Juni yang meningkatkan konsumsi masyarakat, serta masih terjaganya daya beli masyarakat.

Baca juga:  Tangkal Berita Hoax dan Paham Radikalisme Lewat Pentas Budaya

Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada triwulan II-2024, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik, usaha bank memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit, dan adanya dana pemerintah yang masuk pada bank daerah. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN