Petugas kesehatan melakukan tes HIV/AIDS serangkaian Hari AIDS se-Dunia. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemahaman yang benar mengenai HIV/AIDS dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ini di Kabupaten Badung menjadi hal yang penting. Terlebih, HIV dapat menular melalui cairan tubuh seperti darah, cairan kelamin, dan ASI (air susu ibu).

Perilaku sehari-hari yang berisiko tinggi seperti hubungan seks bebas tanpa pengaman (kondom), penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan di kalangan pengguna narkoba, penerima transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV, serta penularan dari ibu yang HIV positif saat melahirkan dan menyusui, turut menjadi faktor utama penyebaran virus ini.

Baca juga:  Bangli Bentuk Satgas Covid-19 di Setiap Pasar

“HIV adalah virus yang termasuk dalam famili retroviridae. Virus ini menginfeksi sel limfosit dan menyebabkan penurunan kekebalan tubuh,” ujar Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Kamis (6/6).

Menurutnya, untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS, sangat penting untuk tetap setia pada pasangan, menghindari berganti-ganti pasangan, serta menjauhi penggunaan narkoba, terutama melalui jarum suntik. Edukasi yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatan HIV sangat krusial dalam membantu masyarakat mencegah penularan virus ini.

“Dengan adanya program sosialisasi seperti ini, kami berharap Kabupaten Badung bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Komitmen dan kerja sama dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai target Badung bebas HIV/AIDS, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua warganya,” jelasnya.

Baca juga:  Sosialisasikan Pemilu dan Jaring Talenta Muda, Ini Dilakukan KPU Bangli

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, penyebarluasan informasi yang benar kepada masyarakat sangat diperlukan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam mencapai tiga target utama 3 Zero AIDS yakni Zero New HIV Infection (tidak ada infeksi baru HIV), Zero AIDS Related Death (tidak ada kematian akibat HIV/AIDS), dan Zero Discrimination (tidak ada stigma atau diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS).

Baca juga:  Catatkan Kasus Sembuh COVID-19 Lampaui 90 Orang, Ini Sebarannya

Suiasa menekankan bahwa program-program edukasi dan sosialisasi di sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas lokal sangat penting untuk membentuk generasi muda yang sadar dan peduli terhadap bahaya HIV/AIDS. Menurutnya, keterlibatan aktif semua pihak, terutama generasi muda, dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS sangat vital untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari ancaman penyakit ini. (Parwata/balipost)

BAGIKAN