DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data Susenas 2023, Provinsi Bali menempati posisi ke-6 sebagai provinsi dengan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yaitu sebesar Rp1,74 juta.
Deputi Kepala BI KPw Bali IGA Diah Utari, Rabu (12/6) mengatakan, tingginya konsumsi masyarakat Bali juga tercermin dari tren meningkatnya PDRB ADHK konsumsi swasta (konsumsi Rumah Tangga/RT dan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga/LNPRT) yang terus meningkat mencapai 24,07 triliun rupiah pada triwulan I 2024.
Adapun perkembangan harga di Bali relatif cukup stabil sebagaimana tercermin dari tingkat inflasi Bali yang tetap terkendali. Pada Mei 2024, Bali alami deflasi sebesar -0,10 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen (mtm) dan lebih dalam dibandingkan deflasi nasional yang sebesar -0,03 persen (mtm).
Stabilitas harga tersebut merupakan hasil dari upaya dan dukungan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten di Bali. Deflasi ini juga didorong oleh mulai membaiknya harga komoditas pangan di Bali sejalan dengan masuknya masa panen bawang merah, padi, dan komoditas lainnya.
Dilihat dari kelompok Makan, Minum dan Tembakau, tingkat deflasi Mei 2024 di skala nasional sebesar -0,29 persen (mtm), sementara di Provinsi Bali deflasi lebih dalam sebesar -0,88 persen (mtm). Sedangkan, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga di tingkat nasional menunjukkan inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), sementara di Provinsi Bali sebesar 0,00 persen (mtm).
Secara keseluruhan, kondisi inflasi Bali untuk golongan makanan dan perumahan relatif terkendali. Ke depan, prospek perbaikan konsumsi tetap berlanjut yang tercermin dari tingginya ekspektasi konsumen terhadap perbaikan kondisi kegiatan usaha dan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, Indeks Ekspektasi Konsumen, Indeks Ekspektasi Lapangan Pekerjaan, dan Indeks Ekspektasi Kondisi Kegiatan Usaha di Bali pada Mei 2024 tetap tinggi yang tercermin dari nilai indeks yang lebih dari 100,00 atau berturut-turut sebesar 140,08; 133,82; dan 146,33.
Optimisme konsumsi masyarakat diperkirakan tetap berlanjut sejalan dengan aktivitas pemulihan perekonomian. Optimisme masyarakat juga tercermin dari tingginya indeks ekspektasi penghasilan yang akan datang, indeks perkiraan kondisi lapangan usaha, serta indeks ketersediaan lapangan kerja yang sebesar 143,50; 150,50; serta 138,00. (Citta Maya/balipost)