MANGUPURA, BALIPOST.com – Pura Luhur Giri Kusuma, terletak di Desa Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, memiliki berbagai keunikan yang membedakannya dari pura lainnya di Bali.

Salah satu ciri khasnya adalah adanya pelinggih Pesimpangan Batu Ngaus, yang dipercaya memiliki hubungan erat dengan kesuburan pertanian.

Para petani sering datang ke pura ini untuk memohon perlindungan dari hama dan penyakit yang mengancam tanaman mereka.

Bendesa Adat Blahkiuh, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, mengungkapkan Pura Luhur Giri Kusuma memiliki keunikan tersendiri dalam pelaksanaan piodalan, yaitu pada Purnama Sasih Kapat nuju Pasah.

Ini adalah keunikannya, karena di tempat-tempat lain pasah itu dihindari untuk upacara. Sementara di sini, odalannya tegak pada Purnama Kapat Nuju Pasah.

Baca juga:  Sambut HUT ke-79 RI, Lomba Menjunjung Sokasi Digelar di Tembuku

Pura ini, yang ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2019, juga memiliki berbagai keunikan lain. Salah satunya adalah Pasimpangan Batu Ngaus yang berkaitan dengan sektor pertanian.

Ia menjelaskan bahwa para krama subak atau masyarakat yang berprofesi sebagai petani biasanya datang ke pura ini untuk memohon penanggulangan hama dan penyakit.

Jika terjadi kekeringan yang berkepanjangan, umbul-umbul hitam akan dilinggihkan sebagai tanda permohonan turun hujan. Masyarakat pun memohon untuk turun hujan, guna menyelamatkan sektor pertanian.

Di area madya mandala Pura Luhur Giri Kusuma, terdapat bale panjang dengan 32 saka yang dipercaya sebagai simbol kewibawaan. Selain itu, ada juga Palinggih yang bentuknya mirip pawedan dilengkapi dengan siwakrana, seperti bajra dan perlengkapan lainnya.

Baca juga:  Tingkah Laku Wisman di Bali Banyak Viral di Medsos, Megawati Ngaku Geram

Dengan adanya siwakrana, terdapat tradisi di sini bahwa bagaimanapun besar upacara yang dilaksanakan, tirta pamuput adalah yang tedun dari pawedan.

Lebih lanjut, Gung Tut Sudaratmaja menambahkan bahwa ada sebuah purana yang menegaskan masyarakat Blahkiuh tidak boleh melupakan keberadaan Pura Luhur Giri Kusuma. Jika pura ini dilupakan, masyarakat akan mengalami kesusahan dan hidup sengsara.

Pura Luhur Giri Kusuma tidak hanya menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Blahkiuh tetapi juga merupakan simbol ketahanan dan kemakmuran yang harus dijaga.

Baca juga:  Desa Adat Sangkanbuana Gelar Melaspas dan Pasupati Pralingga

Upacara-upacara dan tradisi yang dilaksanakan di pura ini menjadi cerminan kekayaan budaya Bali yang perlu dilestarikan. Masyarakat Blahkiuh dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab menjaga keberadaan pura ini, menyadari betapa pentingnya peran Pura Luhur Giri Kusuma dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dengan segala keunikannya, Pura Luhur Giri Kusuma terus menjadi tempat suci yang penuh dengan keagungan dan nilai-nilai luhur, memberikan berkah dan perlindungan bagi masyarakat serta lingkungan sekitarnya. (Parwata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN