DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 yang mengusung tema “Jana Kerthi: Paramaguna Wikrama” (Harkat Martabat Manusia Unggul) resmi dibuka oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mewakili Wakil Presiden RI. Pembukaan dilakukan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (15/6) sore.
Menteri AHY didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang akrab disapa Bintang Puspayoga dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo. Mereka tiba menggunakan mobil hias.
Kehadiran para menteri ini didampingi langsung oleh Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya bersama istri dan Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama bersama istri.
Pembukaan PKB XLVI ditandai dengan pemukulan “Kulkul” dan disambut dengan suara gamelan Gong Gede, Semar Pagulingan, serta Dang Mredangga dan Ketug Bhumi sekaligus mengiringi maskot PKB “Siwa Nataraja” sebagai tanda PKB XLVI telah dibuka dan Peed Aya dilepas.
Ribuan masyarakat Bali tumpah ruah memadati kawasan Monumen Bajra Sandhi Renon untuk menyaksikan 10 pementasan Peed Aya yang memeriahkan pembukaan PKB XLVI. Bahkan, mereka ada yang datang 2 jam sebelum acara pawai dimulai.
Seluruh bupati dan walikota se-Bali juga hadir dalam pawai yang dimulai pukul 16.15 WITA ini.
AHY mengapresiasi penyelenggaraan PKB yang menjadi event tahunan di Bali sejak tahun 1979. Apalagi, PKB tidak hanya diikuti oleh seniman di Bali, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara di dunia.
Bahkan, PKB telah ditetapkan sebagai 10 event Nusantara oleh Menparekraf RI. Dikatakan, tema PKB yaitu Jana Kerthi: Paramaguna Wikrama”, Harkat Martabat Manusia Unggul sangat kontekstual dan relevan dengan semangat pembangunan sumber daya manusia yang unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan tema ini, PKB ke-46 akan menjadi ruang pengukuhan ekspresi sekaligus kampanye pentingnya membangun manusia yang unggul memiliki jati diri, integritas, dan kualitas. “The Island Of Paradise, kita kokoh seperti batu karang menyinari dunia dengan warisan leluhur dan nilai-nilai suci dari para pendahulu kita, bahkan seni budaya Bali memiliki kekuatan spiritual yang menciptakan energi besar untuk menjadi bangsa yang besar,” ujar AHY.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Bali, para pekerja seni dan seluruh masyarakat Bali yang terus berkarya mengekspresikan karya seni serta terus mengembangkan estetika dan tradisi adiluhung kebudayaan Bali sebagai jalan membangun manusia unggul Indonesia ke depan.
Sementara itu, Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan tema “Jana Kerthi: Paramaguna Wikrama, Harkat Martabat Manusia Unggul yang dimaknai sebagai upaya pemuliaan hidup dan kehidupan manusia, yang diupayakan melalui upaya niskala-sakala untuk mewujudkan kualitas hidup manusia yang bermartabat, unggul, dan maju.
Ada 10 pokok materi pada PKB XLVI ini, yakni Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kriyaloka (Workshop/Lokakarya), Kandarupa (Pameran), Widyatula (Sarasehan), Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni), Bali World Culture Calebration (Perayaan Budaya Dunia di Bali) dan Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah) yang dirancang sebagai wahana apresiasi seni guna mendukung Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. Total sebanyak 13.515 orang seniman yang terlibat dalam PKB XLVI ini yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan beberapa dari berbagai negara.
Dikatakan, PKB XLVI Tahun 2024 merupakan festival seni terbesar di Provinsi Bali bersifat merakyat tetapi bereputasi di tingkat dunia. Melalui eksplorasi tema tersebut diharapkan mampu menyajikan karya-karya seni yang menunjukkan potensi daerah, ciri khas, keunikan yang berlandaskan pada pakem-pakem tradisi, sebagai wahana transformasi nilai-nilai kehidupan, doktrin kehidupan ala Bali untuk mewujudkan Bali sebagai pusat peradaban dunia (Bali Padma Bhuana). (Ketut Winata/balipost)