Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf (tengah) didampingi jajarannya. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagian besar kapal penumpang Pelni merupakan kapal yang diproduksi di kisaran tahun 1980an hingga 1990an. Hanya satu kapal penumpang yang tergolong muda, diproduksi tahun 2008 yaitu KM Gunung Dempo.

Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf didampingi Manajer Komunikasi Pelni Dito Pappilanda, Selasa (18/6) mengatakan pihaknya berencana mengganti sejumlah kapal dengan mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke pemerintah sebesar Rp3,2 triliun. “Kebutuhan kapal sekarang adalah yang tipe 1.000 pax dengan harga Rp1,5 triliun,” ujarnya.

Baca juga:  Asops Kapolri Tinjau Pengamanan Pelabuhan Gilimanuk

Kapal penumpang prioritas yang akan diganti yaitu KM Kelimutu dan KM Umsini yang berusia 39 tahun. Saat ini Pelni memiliki 26 kapal penumpang, 1 kapal ternak, 30 kapal perintis, 10 kapal tol laut.

Sementara kapal Pelni yang ada di Bali produksi tahun 1990,1991, 1993 juga berpotensi diganti jika PMN ini disetujui. Kapal yang ada di Bali, diantaranya KM Awu, Tilongkabila, Leuser, dan Binaiya. “Secara ekonomis, idealnya sebuah kapal berusia 30 tahun harus diganti karena berkaitan dengan efisiensi bahan bakar dan penggantian sparepart harus indent,” ujarnya.

Baca juga:  Berendam, Wisatawan Tiongkok Meninggal

Menurutnya untuk menjangkau dan melayani daerah kepulauan di Indonesia, setidaknya harus ada 90 kapal penumpang. Namun saat ini baru ada 26 kapal penumpang. “Usia kapal di atas rata-rata 25 tahun harus menjadi prioritas,” imbuhnya.

Padahal menurutnya kapal Pelni sebagai alat transportasi sangat dibutuhkan masyarakat di Indonesia timur karena tidak ada moda transportasi lain selain lewat laut. Sementara dengan ketersediaan kapal saat ini masih kurang. “Kapal yang tiketnya disubsidi sangat diminati masyarakat karena harganya menjadi murah,” imbuhnya.

Baca juga:  Bawa Sajam, Gerombolan Pemuda Serang Pengunjung Minimarket

Tantangan saat ini yang dihadapi adalah meyakinkan pemerintah agar dapat menyetujui PMN tersebut. Karena pihaknya melihat selama ini pemerintah lebih memprioritaskan angkutan udara dan darat.

Padahal menurutnya, kapal Pelni sangat membantu masyarakat tidak hanya sebagai kapal penumpang tapi juga kapal barang yang membantu penyeragaman harga komoditi antara masyarakat Indonesia di bagian barat dan timur. Bahkan dalam keadaan bencana, kapal Pelni kerap dimanfaatkan untuk membantu pemerintah. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN