AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem kembali menggelar perang pandan. Perang pandan ini merupakan salah satu tradisi yang hingga saat ini masih tetap dijalani dan dilestarikan oleh warga setempat.

Sebelum tradisi dimulai, para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan, terlihat menyiapkan sarana prasarana seperti daun pandan yang nantinya akan digunakan untuk berperang dan yang lainnya. Setelah semuanya siap, maka para pemuda dan pemudi akan berkumpul di tempat yang akan digunakan untuk melakukan tradisi perang pandan.

Baca juga:  Desa Adat Penarungan Lestarikan Tradisi ”Mapeed”

Setelah itu, para pemuda mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa akan bergantian bertanding satu lawan satu dengan senjata pandan dan juga tameng.

Tamping Takon Tebenan atau Bendesa Adat Tenganan Pegringsingan, I Putu Suarjana mengungkapkan, tradisi perang pandan ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra yang dipercaya sebagai Dewa Perang.

Pihaknya sebagai masyarakat Adat Tenganan Pegringsingan menganut Hindu Dharma dalam sekaa Indra, dimana Dewa Indra merupakan Dewa Perang. Perang dalam tradisi ini bukan berarti perang melawan musuh tapi sebagai bentuk penghormatan yang dilakukan oleh para remaja putra karena nantinya merekalah yang akan bertanggung jawab terhadap keluarga dan desa.

Baca juga:  Desa Adat Penatih Puri Kukuhkan Bendesa Baru

Tradisi perang pandan akan diikuti oleh para remaja putra mulai dari anak-anak hingga dewasa. Setelah selesai melakukan tradisi perang pandan, para peserta akan saling rangkul dan tidak ada dendam diantara mereka. (Eka Parananda/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN