Bendera nasional Lebanon (kanan) dan bendera Hizbullah. (Furkan G¸ldemir - Anadolu Agency). (BP/Ant)

WASHINGTON, BALIPOST.com – Kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon disampaikan Amerika Serikat.

Juru Bicara Petagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan jika mengenai situasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, fokus AS adalah terus bekerja sama dengan mitranya, termasuk Israel, untuk mendorong penyelesaian konflik secara diplomatik.

“Jadi saya tidak akan berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi selain mengatakan bahwa tidak seorang pun ingin melihat perang regional meluas,” kata Ryder, seperti dikutip dari kantor berita Antara, 19/6).

Baca juga:  Belanda Vs Prancis Berakhir Imbang

Pernyataan Ryder disampaikan setelah militer Israel mengatakan telah menyetujui rencana untuk melakukan serangan di Lebanon, seiring ketegangan yang terus meningkat dengan Hizbullah.

Secara terpisah, Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan bahwa utusan AS Amos Hochstein saat ini berada di Lebanon.

“Pembahasan yang sedang dilakukannya penting, dan bagian dari pembahasan tersebut, tentu saja, adalah memulihkan ketenangan di sepanjang Garis Biru (yang memisahkan Lebanon dan Israel), yang tetap menjadi prioritas utama bagi Amerika Serikat dan harus menjadi hal yang paling penting bagi Lebanon dan Israel,” kata Jean-Pierre.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Golkar Tak Masuk DCS

Dia menegaskan AS akan terus bekerja keras untuk mencapai resolusi diplomatik yang akan memungkinkan warga negara Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka dan hidup damai serta aman.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa salah satu tujuan AS sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober tahun lalu adalah mencegah konflik meluas, termasuk di wilayah utara.

Blinken menekankan bahwa tidak seorang pun menginginkan eskalasi dan melihat konflik meluas. “Saya tidak percaya Israel menginginkannya. Saya tidak percaya Hizbullah menginginkannya. Lebanon tentu saja tidak menginginkannya karena akan paling menderita. Saya tidak percaya Iran menginginkannya,” kata dia.

Baca juga:  Lagi, Sampah Menumpuk di TPS Kereneng

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel, di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel.

Pada saat yang sama, Israel terus melanjutkan serangan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 37.300 korban dalam delapan bulan terakhir. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN