DENPASAR, BALIPOST.com – Isu “overtourism” di Bali yang saat ini ramai dibicarakan menuai pro dan kontra. Ada yang mengatakan Bali memang overtourism karena dampak negatif yang ditimbulkan namun ada yang mengatakan tidak jika diukur dari daya dukung Bali.
Menurut pengusaha muda sekaligus Ketua Umum BPD HIPMI Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih, saat Musda HIPMI Bali pada Rabu (19/6) di Sanur, tantangan yang dihadapi Bali adalah trademark internasional yang sedang turun pamornya karena kurangnya pemerataan ekonomi. Ia mendukung program MRT dari pemerintah, karena menurutnya hal itu bisa membantu terjadinya pemerataan ekonomi.
“Adanya transportasi maka kondisi overtourism akan hilang atau menyebar. Turis bisa melihat Bali di daerah lain selain Badung dan Denpasar. Sehingga masyarakat Bali ekonominya juga meningkat karena persebaran tamu mancanegara tersebut,” ujarnya.
Ia menyadari masalah yang hangat di Bali saat ini adalah pemerataan ekonomi. Misalnya untuk pertanian yang terganggu karena pembangunan yang masif.
Maka hal tersebut akan menjadi poin utama yang diawasi HIPMI secara bersama, termasuk mendukung akses transportasi ke berbagai wilayah di Bali.
“Di sini, HIPMI tiga tahun ke depan akan banyak berkolaborasi dengan pihak internal maupun eksternal. HIPMI sebagai mitra pemerintah tentu harus berani mendukung maupun mengkritisi apa yang menjadi program pemerintah Bali khususnya. Contohnya ketika kebijakan pemerintah Bali tidak mendukung UMKM, HIPMI harus berani mengkritisi dengan membawa solusi,” ujarnya
Selain pemerataan ekonomi, ia juga mendorong agar sektor yang dikembangkan tak hanya pariwisata tapi juga sektor lain dengan membuat badan otonom. Pihaknya membentuk lima badan otonom yang bergerak di bidang hotel dan restoran, art and fashion, agrobisnis, real estate dan properti, transportasi dan travel.
Ketum BPD HIPMI Bali 2020-2024, Agus Pande Widura mengatakan agar kepengurusan yang baru memperjuangkan diversifikasi bisnis. “Harus ada usaha lain selain pariwisata. Tebing dipotong agar dijaga jangan sampai terjadi lagi, jangan sampai ada yang merusak lingkungan lagi,” tandasnya.
Pengusaha muda yang lain, I Putu Gede Waladipa mengatakan, bersinergi dengan pemerintah diperlukan pelaku usaha untuk membentuk ekosistem yang baik dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Di samping itu, pelaku usaha juga perlu menggetoktularkan jiwa kewirausahaan kepada anak muda agar dapat membangun ekonomi, terutama di bidang non pariwisata, melalui HIPMI Perguruan Tinggi.(Citta Maya/balipost)