BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli sebagai desa wisata yang berbasiskan budaya selama ini berkomitmen menjaga tradisi dan budaya yang diwariskan leluhur. Salah satunya arsitektur bangunan tradisional.

Dalam upaya mempertahankan kelestarian bangunan tradisional yang dimiliki, desa yang dijuluki desa terbersih di dunia itu punya program pemberian subsidi bagi warganya yang membangun atau merehab bangunan tradisional.

Ada tiga jenis bangunan tradisional yang jadi prioritas pelestarian dan diberi sokongan subsidi oleh Desa Adat Penglipuran. Yakni angkul-angkul, paon dan bale sakenem. Ketiga bangunan itu jadi prioritas pelestarian karena telah menjadi aikon Penglipuran.

Baca juga:  Desa Bunutan Wajibkan Anak Tempuh Pendidikan 9 Tahun

Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta belum lama ini mengatakan program pemberian subsidi sudah dilaksanakan sejak 2016 lalu. Program ini berjalan atas kesepakatan krama.

Pemberian subsidi ini sifatnya sebagai stimulan untuk mendorong krama agar tetap mempertahankan dan melestarikan arsitektur bangunan tradisional. Dana subsidi yang diberikan bersumber dari dana desa adat.

Dalam program pemberian subsidi itu, setiap krama yang melakukan rehab atau pembangunan baru, diberikan bantuan dengan nominal Rp5 juta per bangunan. Dengan catatan bangunan yang dibuat atau direhab harus menggunakan bahan bambu terutama pada bagian atapnya.

Baca juga:  Jelang KTT G20, Desa Adat Tuban Kerahkan Ratusan Pecalang

Pascapandemi Desa Adat Penglipuran meningkatkan nilai bantuan subsidi. Tepatnya sejak tahun 2022, nilai bantuan subsidi yang diberikan meningkat untuk dua bangunan yaitu paon dan bale sakanemnya.

Bantuannya meningkat jadi Rp10 juta per unit. Sedangkan untuk angkul-angkul karena memang bangunannya tidak terlalu besar sehingga tetap diberikan subsidi Rp5 juta.

Pemberian subsidi ini merupakan salah satu wujud komitmen Desa Adat Penglipuran dalam melestarikan arsitektur bangunan tradisional yang menjadi cikal bakal pariwisata di Penglipuran. Dalam setahun Desa Adat Penglipuran menggelontorkan dana subsidi kepada warganya mencapai puluhan hingga ratusan juta. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Lama Terbengkalai, Bale Kambang Segera Ditata

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN