Sekaa Gong Dharma Pradangga, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, Buleleng mampu membius ribuan penonton Pesta Kesenian Bali pada Sabtu (22/6) dengan pragmentari Ngeraja Singa. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sekaa Gong Dharma Pradangga, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, Buleleng mampu membius ribuan penonton Pesta Kesenian Bali pada Sabtu (22/6) dengan pragmentari Ngeraja Singa. Pragmentari mengisahkan seorang raja yang berwatak singa untuk memperjuangkan wilayah kekuasaannya.

Ngeraja Singa ini erat kaitannya dengan kisah perjuangan Anglurah Ki Barak Panji Sakti pada masa kekuasaannya memimpin kerjaan Buleleng era 1.604 silam. Dalam fragementari itu juga dipentaskan bagaimana Anglurah Ki Barak Panji Sakti selalu bersuka ria bersama rakyatnya sambil membangun wilayah kekuasaan.

Baca juga:  Tak Ada Standarisasi Pensil, Dikhawatirkan Lembar Jawaban Siswa Tak Terbaca Komputer

Untuk lebih memperkuat dalam mempertahankan daerahnya, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti segera membentuk pasukan yang disebut ‘Truna Goak’ di Desa Panji.

Pasukan-pasukan inilah yang diajak olehnya untuk menggempur kerajaan Blambangan di era itu. Berhasil mengalahkan raja Blambangan, Raja Mataram Sri Dalem Solo menghadiahkan seekor gajah dengan tiga orang penggembalanya kepada Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Atas keberhasilannya itu, Anglurah Ki Barak Panji Sakti lantas menitahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang, yakni ladang tempat penggembala ternak. Pada ladang itu, Ki GustiNgurah Panji Sakti melihat beberapa buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Disanalah istana raja yang baru membangun kawasan yang disebut dengan “Singaraja”.

Baca juga:  Lomba PKB ke-46, Sekaa Baleganjur Dewa Ayu Duta Badung Bawakan "Wayah"

Pembina Sekaa Gong Dharma Pradangga, Komang Trisna Ardiana usai tampil di PKB menjelaskan semua garapan yang ditampilkan di PKB merupakan hasil adopsi perjalanan raja pertama gumi denbukit. Selain fragmentari Ngeraja Singa, ada juga Garapan tabuh Gagak Gora dan Tari Wiranjaya. Persiapan itupun sudah dilakukan sejak Januari lalu.

“Sebagai duta Kabupaten Buleleng, Garapan ini di adopsi dari kisah Ki Barak Panji Sakti dari lahir beliau kita ceritakan sampai akhirnya berperang menyerang ke Belambangan. Usai itupun langsung dibentuk kawasan yang diberi nama Singaraja,” jelasnya.

Baca juga:  Lestarikan Naskah Kuno, "Ki Pasek Badeg” dalam Lontar Kandan Pasek Dialih Aksara dan Bahasa

Pada kesempatan itu pula, Desa Adat Tukadmungga mebarung bersama Sekaa Gong Batur Mahaswara Duta Kabupaten Gianyar. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN