I Gusti Made Warsika. (BP/kmb)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Buku “Bali Kuno” dari penulis I Gusti Made Warsika, kini semakin diburu. Isinya yang mengulas cukup dalam mengenai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan pengaruhnya terhadap Bali, menjadi referensi penting bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh bagaimana sesungguhnya sejarah peradaban Bali Kuno.

Bahkan, buku yang dicetak Penerbit Pustaka Bali Post, cetakan pertama tahun 2017 ini sudah habis terjual. Buku dengan cover Arca Portugis di Pemedal Agung Puri Agung Semarapura Klungkung itu rencananya akan kembali dicetak ulang, dengan penambahan informasi aktual yang baru dari penulis.

Baca juga:  Di 2023, Bandara Ngurah Rai Optimis Layani Jumlah Penumpang Lebih Banyak

“Buku ini ternyata peminatnya cukup banyak. Saya dihubungi penerbit bahwa bukunya telah habis terjual, kemudian dalam cetakan baru nanti untuk bisa menambahkan referensi baru lagi di dalam buku itu, sehingga ada informasi aktual yang baru pada buku yang akan dicetak ulang nanti,” terang Gusti Made Warsika, saat dihubungi Selasa (25/6).

Buku tersebut memang menjadi referensi penting bagi pembaca saat ini. Di tengah disinformasi yang sangat beragam di era digital seperti sekarang, Bali Kuno ini menjadi acuan pengetahuan sejarah yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Baca juga:  Karya Padudusan di Pura Penataran Sasih

Buku ini memuat 4 bab utama, dengan isi dari Pendahuluan, Kronologi Raja-raja Zaman Bali Kuno, Kekuasaan Majapahit di Bali, hingga Periode Kerajaan Klungkung. Buku setebal 238 halaman ini, akan segera dicetak ulang dengan tambahan informasi baru yang telah disiapkan Gusti Made Warsika, di tengah kesibukannya menjabat sebagai Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Klungkung ini.

Gusti Made Warsika merupakan tokoh masyarakat yang lahir di Banjar Mergan, Klungkung, 17 Agustus 1947 dan pensiun sebagai PNS tahun 2002. Dia memang gemar meneliti budaya, sejarah dan kepurbakalaan.

Baca juga:  Jenazah Kedua Korban Terseret Arus Pantai Klotok Ditemukan Usai Pakelem

Ia pernah tergabung dalam komunitas pecinta budaya masa lalu, seperti sejarah dan kepurbakalaan dengan jumlah anggota yang cukup banyak, hingga dapat membantu Kantor Kebudayaan saat itu, dengan informasi temuan situs dan benda-benda kuno yang tersimpan di tempat-tempat bersejarah hingga di rumah-rumah penduduk di Bali. Dengan berbagai pengalamannya itu, kini pengetahuan di dalam bukunya menjadi ilmu yang penting, bagi para akademisi, budayawan, fraksi sejarah dan penikmat informasi aktual di dalam buku terbitan Pustaka Bali Post tersebut. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN