DENPASAR, BALIPOST.com – Bali menghadapi tantangan serius menjaga alamnya. Pendekatan budaya harus diimbangi dengan keterjagaan lingkungan dan tata ruang. Bali jangan dibiarkan berkembang tanpa kendali yang berpotensi menimbulkan beban lingkungan yang akhirnya menggerogoti rasa nyaman hidup di Bali. Harapan itu disampaikan Direktur Politeknik Negeri Bali (PNB), I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom., kepada Bali Post, Selasa (25/6).
Ia mengatakan di tengah saratnya tantangan menjaga Bali, Bali harus memperkuat daya saing SDM-nya dan menjaga sanitasi lingkungan. ‘’Kalangan kampus mendukung langkah menuju emisi nol bersih pada 2045 atau Bali Net Zero Emission 2045 melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Program ini sangat strategis dan penting bagi Bali,’’ jelasnya.
Pemerintah Provinsi Bali sejak Agustus 2023 telah berkomitmen untuk mewujudkan EBT dan telah dituangkan dalam berbagai regulasi daerah.
Jebolan salah satu universitas di Australia ini mengatakan, komitmen Bali menuju emisi nol bersih akan memberikan nilai tambah bagi Bali sebagai destinasi dunia. Terlebih Bali memiliki potensi energi terbarukan yang berlimpah, dan dapat dioptimalkan untuk mendukung penyediaan energi bersih. Bali harus konsisten menjaga pariwisata hijau berkelanjutan,’’ sarannya.
Menurut Nyoman Abdi, Bali harus dijaga pariwisatanya melalui energi yang bersih. Jika pariwisata Bali tidak dijaga, maka pariwisata ini akan menjadi pariwisata yang memberikan “polusi” kepada masyarakat yang ingin bepergian ke Bali. Dengan energi baru terbarukan ini, sebagai langkah membangun pariwisata hijau berkelanjutan di Bali.
Untuk mendukung komitmen tersebut, PNB kini telah mengembangkan program studi (Prodi) D4 Energi Terbarukan. Prodi ini merupakan prodi andalan di PNB, karena sangat kuat dengan program Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, dan menjaga Bali ini supaya pariwisata Bali bersih dengan memberikan penguatan terhadap kompetensi sumber daya manusia di Bali agar paham tentang energi baru terbarukan.
“Jadi Bali ini perlu punya kompetensi sumber daya manusianya di bidang energi baru terbarukan. Boleh jadi peraturannya bagus tetapi kalau sumber daya manusianya kurang gak akan berhasil program ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, terutama penyiapan SDM,” ujarnya.
Dikatakan, Prodi mendapatkan bantuan dari Pemerintah Swiss dan Kementerian SDM termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seperti, diberikan alat-alat laboratorium yang lengkap dan sertifikasi internasional. Prodi EBT di PNB juga sudah memiliki dosen yang bersertifikat internasional di bidang energi baru terbarukan.
Oleh karena itu, PNB telah komitmen dalam penggunaan energi baru terbarukan. Seluruh kendaraan dinas di PNB telah beralih ke kendaraan listrik. Termasuk listrik yang dipakai bersumber dari PLN yang 100 % bersumber dari energi baru terbarukan. “Kita tidak menggunakan listrik non-EBT,” tegasnya. (Ketut Winata/balipost)