KOTAWARINGIN, BALIPOST.com – Serangan gelombang panas yang menyebabkan kekeringan dan mengancam produktivitas pangan diperkirakan BMKG terjadi pada periode Juli hingga Oktober 2024 di Indonesia.

Gelombang panas ini pun, menurut Presiden Joko Widodo telah melanda hampir sebagian besar dunia.

Kondisi ini bisa dilihat dari jumlah pangan dunia yang menipis dan pengereman ekspor oleh negara-negara penghasil pangan dunia.

Untuk itu, dalam mengantisipasi serangan gelombang panas, Presiden memasifkan program pompanisasi.

Baca juga:  Diduga, Pemanfaatan Bahan Baku Berkualitas Rendah Picu Gangguan Ginjal Akut

Dalam kunjungannya ke Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (26/6), Jokowi meminta Kementerian Pertanian menambah bantuan pompa menjadi 70 ribu unit untuk lahan pengairan sawah dan pertanian sebagai mitigasi bencana kekeringan itu.

Presiden juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara ke depannya.

Menurutnya, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, maka surplusnya akan dibawa ke IKN. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Tanaman Kakao Diserang Hama, Harga Anjlok Petani Menjerit

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN