Seniman, Dr. Anak Agung Anom. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 yang mengusung tema “Jana Kerthi: Paramaguna Wikrama (Harkat Martabat Manusia Unggu) telah berlangsung sepekan lebih. Seperempat dari seluruh meteri pokok PKB tekah dipentaskan. Antusiasme masyarakat menikmati sajian pentas seni budaya tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan pergelaran event seni budaya tahunan ini tetap mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat Bali.

Wakil Ketua Harian Pelaksanaan PKB XLVI Tahun 2024, I Gede Arum Gunawan, S.Ag., M.Ag., mengatakan bahwa antusiasme masyarakat yang hadir menyaksikan berbagai pergelaran seni dan budaya di Taman Budaya Art Center Denpasar hingga sepekan lebih sangat tinggi. Berdasarkan data, jumlah kunjungan masyarakat ke PKB pada pekan pertama mencapai 60.000 orang. Belum termasuk seniman yang didominasi kalangan anak muda yang tampil dalam rentang waktu sepakan tersebut.

Menurutnya, seniman yang didominasi anak muda menandakan bahwa pelestarian kesenian dan kebudayaan Bali telah berjalan dengan baik. Begitu juga pembinaan oleh para seniman dan budayawan Bali telah berjalan sesuai dengan harapan. Sehingga, regenerasi pelaku seni terlihat nyata dari tingginya partisipasi anak muda mengisi pertunjukan.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Dorong Pemuda Berinovasi dan Berkarya

Begitu juga dengan penonton yang hadir tidak saja dari masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara (wisman). Total tercatat ada 200 orang wisman lebih yang berkunjung ke PKB selama sepekan. Jumlah ini meningkat dibandingkan PKB tahun lalu.

Hal ini tidak terlepas dari semakin mudahnya wisman mengakses jadwal PKB di website. “Ini menunjukkan bahwa antusias masyarakat, wisatawan asing dan juga para pelaku seni mengapresiasi kegiatan PKB sangat tinggi,” tandas Gede Arum dalam Dialog Merah Putih Bali Era Baru “Evaluasi Sepekan PKB XLVI Tahun 2024, di Warung Coffee 63 A Jalan Veteran, Denpasar, Rabu (26/6).

Dari segi sajian seni, Arum mengungkapkan bahwa kualitas penyajian karya seni di PKB juga telah menunjukkan peningkatan secara kualitatif. Namun, ada beberapa catatan dalam proses penggarapan seni agar tidak kebablasan dalam berinovasi. Seperti, ada pakem-pakem yang sengaja dilabrak dan dilanggar dengan dalih merdeka dalam berkesenian.

Namun, karena PKB ada rohnya pelestarian, perlindungan, dan pengembangan seni tradisi, klasik, dan kerakyatan, maka pakem tradisi ini harus dijaga. Bagaimana para seniman menampilkan kesenian tradisi ini secara utuh dan asli, walaupun ada pengembangan. Namun, pengembangannya agar tidak jauh dari pakem seni tradisi tersebut.

Baca juga:  Pagerwesi, Pura Jagatnatha Dipadati Pemedek

Melihat kondisi ini, pihaknya optimis pelaksanaan PKB tahun ini berjalan dengan baik dan berhasil. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak dan dukungan dari masyarakat. Sebab, masyarakat tidak hanya datang langsung ke Art Center tetapi juga antusias menyaksikan pementasan lewat kanal Youtube Pemprov Bali dan Disbud Bali.

Bahkan, pementasan baleganjur yang ditayangkan live streaming di kanal youtube banyak ditonton dari dalam dan luar negeri. “Ternyata Bali punya magnet yang luar biasa, PKB punya daya tarik yang luar biasa untuk mengajak masyarakat lebih mengenal dan mencintai kebudayaan Bali,” ujarnya.

Pengamat Seni, Dr. I Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si., mengatakan bahwa PKB menjadi pesta kesenian satu-satunya yang terlama dan terpanjang di Indonesia. Ide awalnya untuk pelestarian dan perlombaan seni dan budaya Bali. Dan hingga saat ini, PKB menjadi ajang pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali yang inovatif dan kreatif. Materinya pun terus ditambah, sehingga PKB semakin meriah dan diminati masyarakat luas. Alhasil, PKB semakin merangsang para seniman muda untuk berkreasi. Ini sangat baik untuk meregenerasi seniman muda dalam mengembangkan seni dan budaya yang dimiliki masing-masing daerah.

Baca juga:  Dua WNA di BRSU Tabanan Positif COVID-19

Seniman Dr. Anak Agung Anom mengakui bahwa sejatinya PKB merupakan wadah untuk menampilkan kreativitas karya seni yang banyak melibatkan seniman muda Bali. Bahkan, sejak tahun 1979 anak muda telah diberi ruang untuk ikut berkreasi seni dalam PKB ini. Sehingga tidak heran jika PKB saat ini banyak diikuti anak muda Bali. Ini sekaligus merangsang anak muda lainnya untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan seni dan budaya Bali masing-masing daerahnya.

Kendati demikian, sebagai seniman tari yang pertama kali pentas di PKB tahun 1979, ia mengajak para seniman muda Bali agar jangan meninggalkan pakem-pakem seni tradisi dalam berkreasi dan berinovasi seni. Sehingga, seni tradisi Bali tetap ajeg dan lestari sebagai identitas Bali. Dengan harapan seni dan budaya Bali tetap menjadi “roh” Bali yang semakin diminati oleh wisatawan. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN