Seorang petugas tengah melakukan pengasapan (fogging) di salah satu pekarangan warga. Fogging ini dilakukan sebagai upaya dalam mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mencatat 174 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar pada Juni 2024 hingga tanggal 26. Jumlah tersebut menurun dibandingkan Mei lalu yang mencapai 363 kasus, serta April 288 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. AA Ayu Candrawati diwawancarai, Kamis (27/6) mengatakan, tercatat tahun ini sampai bulan juni ada 1.043 kasus DBD dan jumlah kematian mencapai 7 kasus. Menurutnya kasus DBD di Denpasar masih fluktuatif, meskipun cenderung mengalami penurunan. “Kasus DBD masih berfluktuatif tapi cenderung mengalami penurunan. Jumlah kasus dari bulan Januari sampai tanggal 26 Juni 2024 sebanyak 1.043 kasus, sementara untuk jumlah kematian ada 7 kasus,” katanya.

Baca juga:  Cegah Meluasnya Transmisi Lokal, Warga di Dua Banjar Ini Dites Cepat

Kondisi kasus DBD tahun ini pun sudah hampir menyamai kasus DBD untuk periode yang sama di tahun 2023. Adapun untuk tahun 2023, jumlah kasus sebanyak 1.206 dengan rincian, Januari sebanyak 296, Februari sebanyak 255, Maret sebanyak 230 kasus, April sebanyak 186 kasus, dan Mei sebanyak 158 kasus, dan Juni sebanyak 81 kasus.

Ia mengatakan, peningkatan kasus DBD di Denpasar tidak terlepas dari siklus musim hujan yang berubah akhir-akhir ini. Sehingga langkah antisipasi dengan pelaksanaan fogging massal pengasapan yang mungkin akan sedikit lebih berisiko. Hal ini berkaitan dengan asap fogging yang dapat mengganggu pernapasan dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV.

Baca juga:  Warga Nusa Penida Meninggal Karena DBD  

“Akhir-akhir ini dengan siklus musim hujan yang berubah, sehingga langkah antisipasi dengan fogging massal pengasapan sedikit lebih berisiko dibandingkan dengan fogging menggunakan mesin ULV. Namun karena kasus yang semakin meningkat diharapkan bisa dilakukan fogging serentak di wilayah Kota Denpasar,” katanya.

Selain itu, ia juga berharap peran serta masyarakat melakukan langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN seminggu sekali. Apalagi menurutnya, telur nyamuk bisa bertahan hingga 6 bulan, sehingga PSN ini sangat penting dilakukan.”Langkah-langkah penanggulangan DBD yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan sosialisasi tentang DBD (melalui radio, media sosial, dan sekolah), kegiatan pemantauan jentik oleh Jumantik (Juru pemantau jentik), kegiatan gertak PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) oleh Jumantik di setiap banjar, lomba PSN, pelaksanaan fogging fokus, pelaksanaan fogging massal (ULV), dan pelaksanaan fogging massal (pengasapan),” katanya.

Baca juga:  Minimalkan DB, Tabanan Alokasikan Rp 1 Miliar Untuk Ini

Untuk fogging kata dia, jangan sampai dilakukan setiap minggu, karena disamping biayanya tinggi, efek dari asap fogging juga tidak baik untuk kesehatan. “Untuk itu, peran masyarakat tetap diharapkan untuk mandiri PSN di lingkungan masing-masing,” katanya.(Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN