DENPASAR, BALIPOST.com – Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tingkat Provinsi Bali dilaksanakan di Gedung PWI, Sabtu (29/6) dan diisi acara diskusi. Salah satu narasumbernya yakni Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan.
Pada kesempatan tersebut, Kombes Jansen meminta media massa turut menangkal hoax, terutama menjelang pilkada serentak. “Antisipasi hoax, ini berkaitan dengan peran pers. Kita ketahui bersama kemajuan teknologi sekarang orang bisa menjadi penyedia informasi. Disini peran media-media yang terpercaya jangan sampai ikut-ikutan,” tegas Kombes Jansen.
Menurutnya media massa yang sudah melalui proses kajian atau filterisasi, jangan sampai mengeluarkan berita yang meresahkan, apalagi saat ini banyak berseliweran informasi di media sosial. Tugas media terpercaya bisa memfilter dan ikut memberikan rasa aman.
Sementara itu, untuk mengamankan pilkada serentak, mantan Kapolresta Denpasar ini mengungkapkan Polda Bali membentuk satgas beranggotakan 2.617 orang. Sedangkan dari tim operasi polres/polresta sekitar 7.481 orang.
Polri juga dibantu 13.481 linmas dan 457 personel TNI. Mereka akan ditempatkan di TPS-TPS termasuk dikategorikan sangat rawan, rawan dan kurang rawan atau aman. “Mayoritas di Bali rata-rata TPS yang kami petakan itu kurang rawan (aman),” ungkapnya.
Pada prinsipnya pengamanan dilakukan secara persuasif. Pihaknya menjamin dan memastikan apapun bentuk gangguan keamanan akan lakukan langkah penindakan. “Kami lakukan antisipasi pemetaan, termasuk tim dari BNPT dan Densus 88 kan tetap ada. Sehingga kami pastikan Bali tetap aman,” kata perwira melati tiga asal Sumatera Utara ini.
Jansen menambahkan berkaca dari pilpres maupun pileg, Bali aman. Namun situasi pilkada berbeda dan perlu antisipasi kerawanan di beberapa titik.
Yang pasti ada delapan TPS yang rawan, misalnya di wilayah Denpasar atau Tabanan dan beberapa tempat lainnya. “Tentunya di titik-titik yang ada pelaksanaan kegiatan khususnya pilkada tingkat dua (bupati/walikota). Secara umum untuk pemilihan Gubernur Bali aman. Rawannya ya itu berkaca dari pemilu sebelumnya, mungkin ada sebagian masyarakat yang perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut lagi,” ungkapnya. (Kerta Negara/balipost)