BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Selulung, di Kecamatan Kintamani menggelar karya mamungkah, ngenteg linggih, mendem pedagingan lan mapedudusan agung di Pura Dalem Mecantel, desa adat setempat.

Upacara ini dilaksanakan menyusul rampungnya kegiatan pembangunan di pura tersebut.

Rangkaian karya mamungkah, ngenteg linggih, mendem pedagingan lan mapedudusan agung di Pura Dalem Mecantel telah berlangsung sejak 1 Juni lalu. Diawali dengan upacara nyukat, nanceb, dan mapiuning ngawit mekarya.

Baca juga:  Persembahyangan Imlek 2569 Diiringi Seni Tabuh Gong Bali

Puncak karya dilaksanakan bertepatan rahina Buda Wage Klawu 26 Juni. Selanjutnya pada 28 Juni dilaksanakan upacara memasar.

Pada 30 Juni rangkaian karya dilanjutkan dengan upacara nyenuk, ngelemek, makebat daun, mangun ayu, dan ngebekin. Karya akan mesineb pada 7 Juli mendatang.

Kelian Desa Adat Selulung Makalihan, I Wayan Karmawan dan I Putu Santosa mengatakan karya mamungkah, ngenteg linggih, mendem pedagingan lan mapedudusan agung di Pura Dalem Mecantel, dilaksanakan untuk pertama kalinya.

Baca juga:  HUT TNI Diisi Simulasi Penyergapan Teroris

Upacara ini dilaksanakan menyusul rampungnya kegiatan pembangunan di pura tersebut. Sebelumnya para penglingsir kami telah melaksanakan yadnya, dan kali ini melengkapi yadnya yang telah dilaksanakan terdahulu.

Disampaikan bahwa biaya pelaksanaan karya ini bersumber dari urunan krama dan hasil penjualan  duwe wadak. Seperti yang diketahui Desa Adat Selulung, pada Mei lalu melaksanakan prosesi nunas duwe wadak.

Duwe wadak adalah sebutan untuk sapi yang dilepasliarkan oleh Desa Adat Selulung. Namun sebelum dilepasliarkan, sapi tersebut disucikan terlebih dahulu melalui ritual ngaturang bakti pangeleb.

Baca juga:  Desa Adat Banjar Anyar Sepakat Tak Gelar Pawai Ogoh-ogoh

Pelaksanaan yadnya ini tentu ada tujuannya yakni agar alam beserta isinya selalu diberikan kerahayuan, demikian juga seluruh krama selalu diberikan keselamatan dan kerahayuan. (Dayu Swasrina/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN