Ilustrasi. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Tiga warga di Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg, digigit anjing liar pada Sabtu (29/6). Meski sampel rusak dan tidak bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium, anjing liar tersebut tetap dianggap positif rabies lantaran dikuatkan dengan gejala khas yakni perilaku agresif. Warga yang terkena gigitan pun sudah mendapatkan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.

Perbekel Berembeng I Nyoman Widastra, dikonfirmasi Senin (1/7), membenarkan jika tiga warganya digigit anjing liar yang mengamuk pada Sabtu malam dan Minggu (30/6) pagi. Anjing liar jenis lokal ini sempat mengamuk dan berkelahi dengan sejumlah anjing yang ada di banjar setempat sebelum akhirnya pada Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WITA, menggigit kaki warga Banjar Cekik bernama Budi (50).

Baca juga:  Tren Penurunan Kasus Harian COVID-19 Bali Masih Terjadi

Lalu pada Minggu pagi, anjing liar ini kembali menggigit pekerja sanggah di Banjar Gablogan berusia sekitar 25 tahun di bagian paha, serta menggigit ibu rumah yang tengah membuka gerbang rumah termasuk ayam peliharaan di dalam rumah. “Anjing liar ini sudah dieliminasi dan telah dikuburkan, jadi belum sampai membawa sampel ke lab. Namun, dari dokter hewan sudah memastikan ada gejala positif rabies,” terang Widastra.

Baca juga:  Sejumlah Warga di Dua Kelurahan di Jembrana Digigit Aniing Liar

Untuk tiga warganya yang digigit, juga sudah dilakukan pemeriksaan dan pemberian vaksinasi. Pihaknya juga membuat surat permohonan ke Bidang Peternakan di Dinas Pertanian Tabanan untuk kegiatan vaksinasi massal pada anjing dan HPR lainnya. “Untuk anjing liar yang sempat kontak dengan anjing positif rabies ini juga sudah dilakukan penanganan lebih lanjut,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Tabanan, dr. Eka Parta Ariana mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya kasus gigitan anjing liar yang mengamuk di wilayah Desa Berembeng. Namun, pihaknya mengatakan, kasus gigitan ini tidak masuk pada aplikasi laporan positif rabies lantaran sampel rusak dan tidak bisa dilakukan pemeriksaan.

Baca juga:  Turun, Kasus Gigitan Anjing di Bangli

“Meski demikian, sampel rusak tetap dianggap positif, tetapi bukan hasil lab positif, dan penanganan tetap seperti terhadap kasus gigitan positif rabies sebagai bentuk antisipasi. Dalam waktu dekat kami akan lakukan vaksinasi massal,” terangnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN