Sejumlah peserta asuransi kesehatan mendengarkan paparan terkait kinerja asuransi saat pelaksanaan pertemuan di Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Klaim kesehatan yang dibayarkan perusahaan asuransi di Indonesia menunjukkan tren kenaikan.

Peningkatan klaim kesehatan khususnya yang sesuai tagihan (as charged) didominasi klaim dari sejumlah penyakit. Di antaranya, kanker payudara, jantung koroner, infeksi saluran pencernaan, gastritis lambung dan pneumonia.

Menurut Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen, Jumat (5/7), sepanjang 2023 pihaknya membayarkan klaim asuransi mencapai Rp5,4 triliun. Ini, naik signifikan sekitar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga:  Ini, Hasil Pemeriksaan Para Pemalsu Suket PCR

Ia mengatakan, di tengah tantangan inflasi medis yang tinggi, pihaknya bersyukur atas pertumbuhan positif yang diraih di 2023. Tantangan ini menjadi kesempatan baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki asuransi kesehatan.

Di sisi lain, tingginya kenaikan inflasi kesehatan dan angka klaim asuransi kesehatan, diakuinya memberikan tantangan bagi industri asuransi. Bahkan, beberapa perusahaan asuransi perlu melakukan penyesuaian premi asuransi/biaya asuransi, tak terkecuali Prudential Indonesia.

Baca juga:  Babi Mati di Bali Sentuh Angka Seribuan Ekor, Ini Kabupaten dengan Kematian Terbanyak 

Ia menyebutkan mulai Agustus 2024, akan ada penyesuaian premi atau biaya asuransi sebesar 39 persen untuk produk asuransi kesehatan yang sudah ada sebelum 2024 ini. Ia pun mendorong masyarakat dan khususnya nasabah menjaga kesehatan dan memperhatikan berbagai risiko kehidupan.

Sementara itu, Head of Product Design Prudential Indonesia Junaedy Aries Wijaya mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya menjaga kesehatan. “Karena dengan tubuh yang sehat, kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan,” ujarnya.

Baca juga:  Tes DNA Bisa Bantu Cegah Penyakit

Untuk itu, pihaknya merancang produk dengan fleksibilitas yang memberikan nilai lebih dan tetap menjaga keseimbangan finansial nasabah. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN