Petugas menyemprotkan air atau “water salute” menyambut pendaratan perdana menggunakan armada Airbus A-380 dari maskapai Emirates di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (1/6/2023). (BP/Dokumen Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali dianggap layak jadi hub logistik untuk wilayah Indonesia Timur. Pernyataan ini dilontarkan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, Anak Agung Bayu Joni Saputra, belum lama ini.

Ia membeberkan sejumlah alasan pendukungnya. Salah satunya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kerap didarati pesawat berbadan besar yang keterisian lambungnya hanya sekitar 30 persen. “Saat ini Bali mempunyai keunggulan dimana puluhan pesawat wide body dan frekuensinya any time, anywhere around the world dan luggage-nya hanya terisi 30 persen saja,” ujarnya.

Baca juga:  Dukung Pembangunan Terminal LNG, Warga Desa Sidakarya Gelar Aksi

Berbeda dengan kondisi di luar Bali yang memiliki banyak pabrik karena ada kawasan berikat. “Yang terjadi saat ini adalah transhipment yang signifikan karena pesawat yang banyak ke Bali dengan wide body dan juga banyak penumpang, sementara luggage-nya belum terisi maksimal. Ini kalau bisa kita dorong Bali menjadi hub Indonesia timur, dan juga hub internasional untuk transhipment maka dapat meningkatkan kinerja logistik,” ujarnya.

Ia mengaku menyampaikan metode transhipment ke stakeholder yang hadir pada acara FIATA RAP 2024 di Nusa Dua yang diikuti 22 negara. “Kalau kita bisa sounding ke seluruh stakeholder dan nanti juga akan ada kunjungan, dimana Bali sudah di-launching untuk tempat pemeriksaan fisik dan juga autogate untuk percontohan airport dari zona orange ke zona hijau. Ini adalah proyek percontohan nasional,” kata Joni.

Baca juga:  Tim Dari PUPRPKP Cek Abrasi Pantai Kelating 

Kalau misalnya airport I Gusti Ngurah Rai menjadi percontohan dan itu sudah berhasil dengan baik, maka Instruksi Presiden nomor 5 tentang National Logistic Ecosystem (NLE) akan mendorong semua stakeholder, buyer, customer melakukan pengiriman via Bali.

Selain itu, untuk meningkatkan kinerja logistik, Tol Jagat Kerthi Bali yang sempat tertunda dan sekarang proses tender ulang, diharapkan bisa dilanjutkan. Tol disebutnya sebagai urat nadi transportasi darat. “Kalau itu bisa disampaikan Menhub ke seluruh kementerian maka akan mampu meningkatkan kinerja logistik perekonomian Bali,” imbuhnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Bertambah di Atas 200 Orang, Ini Tiga Besarnya

Menurutnya logistik adalah penggerak urat nadi perekonomian suatu negara. Dalam kajian empiris dan sudah dibuktikan bahwa negara yang mempunyai logistik yang tinggi, memiliki kualitas pembangunan dan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN