Alat berat dikerahkan untuk pengerjaan pembangunan Pasar Umum Negara. Proyek ini diberikan waktu tambahan karena adanya penambahan pekerjaan. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Peresmian pembangunan Pasar Umum Negara dipastikan mundur dari Juli ini. Hal itu karena masih adanya sejumlah pekerjaan tambahan di sekitar gedung utama.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, I Wayan Sudiarta, Jumat (12/7) mengatakan pengerjaan diberikan waktu tambahan hingga 31 Agustus. Hal ini karena adanya penambahan pengerjaan di sekitar bangunan utama. “Ada penambahan waktu pengerjaan, karena ada penambahan kegiatan,” ujar Sudiarta.

Baca juga:  Tolak Revitalisasi Pasar Umum Negara, Massa Pedagang Datangi DPRD Jembrana

Sedangkan untuk pengerjaan gedung utama untuk pasar dan blok-blok untuk pedagang sudah hampir selesai.

Sementara dari pihak Adhi Perkasa Gedung, Fendi selaku Project Engineering Manager dikonfirmasi membenarkan adanya penambahan waktu pengerjaan. Tambahan pekerjaan ini mencakup pembangunan pedestrian di jalan Ngurah Rai (sisi Selatan) dan jalan Pahlawan (Barat). Selain itu, penambahan volume aspal di area halaman pasar. “Untuk kios dan los sudah hampir selesai, tinggal perapihan,” terangnya.

Baca juga:  Lebaran, Konsumsi Avtur di Dua Bandara Ini Naik Hingga 22 Persen

Saat ini menurutnya pekerjaan sedang difokuskan untuk areal lahan pengaspalan. Pengerjaan pasar ini dimulai sejak September tahun lalu oleh APG. Pembangunan Pasar Umum Negara ini menelan anggaran dari APBN hingga lebih dari Rp 140 miliar.

Rencananya pasar ini terdiri dari dua lantai dengan areal parkir yang cukup luas dengan total kios dan los nantinya hampir 1.000 unit. Ratusan pedagang berjualan di tempat relokasi yang terbagi di dua titik yakni di belakang Kantor Bupati Jembrana dan di Pasar Ijogading.

Baca juga:  PMI Asal Mendoyo Positif Covid -19 di Tempat Karantina

Para pedagang, terutama yang mendapatkan relokasi di areal Parkir Kantor Pemkab Jembrana berharap bisa segera kembali ke pasar umum negara. Mereka sudah hampir setahun berjualan di tempat relokasi dengan kondisi sepi.

Beberapa bahkan tidak berjualan dan pindah ke rumah atau ke pasar Ijogading. Dengan adanya penambahan ini maka proses pemindahan juga dipastikan akan mundur menjelang akhir tahun. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN