Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. (BP/Dokumen Antara)

NEGARA, BALIPOST.com – Overtourism menjadi fenomena yang mulai dirasakan di Bali. Dua indikator adalah makin tingginya intensitas kemacetan dan makin banyaknya wisatawan asing berulah. Sejumlah kalangan bersikukuh mengatakan Bali belum mengalami overtourism.

Jika tidak segera ada langkah pembenahan, kegerahan warga lokal seperti di Barcelona Spanyol akibat terlalu banyak wisatawan bisa terjadi di Bali.  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Kabupaten Jembrana, Sabtu (13/7) mengingatkan dampak negatif dari overtourism.

Baca juga:  Soal Perampok SPBU, Ini Kata Direskrimum Polda Bali

Dia mencontohkan di Barcelona, dimana warga setempat melakukan demonstrasi dan menyemprot wisatawan dengan pistol air karena merasa tidak nyaman. “Hal seperti itu jangan sampai terjadi di Bali. Karena masyarakat merasa kurang nyaman dengan kehadiran wisatawan kemudian muncul ekses yang kurang baik. Padahal pariwisata merupakan salah satu penggerak perekonomian,” katanya.

Untuk menjaga agar pariwisata berjalan baik, menurut dia, diperlukan keseimbangan antara wisatawan dan kenyamanan masyarakat lokal termasuk penyebaran destinasi wisata sehingga wisatawan tidak hanya terkonsentrasi pada satu wilayah.

Baca juga:  Persentase Kesembuhan COVID-19 di Bali Capai 94 Persen

Selain itu, pemerintah dan instansi terkait wajib tegas terhadap wisatawan asing yang berulah melanggar peraturan yang berlaku di Indonesia.  Dia mengatakan, kepada wisatawan harus disampaikan pesan yang lugas, mereka boleh berwisata tapi harus mematuhi peraturan perundang-undangan, yang jika dilanggar maka akan menjalani proses hukum.

“Wisatawan yang datang harus menyesuaikan dengan tujuan mereka datang ke Indonesia. Kalau menyimpang dari tujuan, misalnya bekerja disini itu harus ditindak,” katanya.

Baca juga:  Wapres Optimis Pariwisata Sabang Cepat Berkembang

Untuk penyebaran destinasi wisata, dia mengungkapkan tujuan pembangunan jalan tol Probowangi di Provinsi Jawa Timur dan tol Mengwi-Gilimanuk salah satunya untuk penyebaran atau pemerataan destinasi wisata. “Sehingga wisatawan tidak hanya terkonsentrasi di Bali selatan, tapi juga ke Bali Barat yang bisa dikoneksikan dengan Banyuwangi,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN