Siti Hediati Hariyadi. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapai Titiek Soeharto cukup lama tidak terdengar kabarnya. Setahun belakangan saja, ia nampak sibuk di dunia perpolitikan seiring majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan akhirnya menjadi presiden terpilih.

Di tengah kesibukannya di dunia politik, Titiek ternyata masih punya waktu untuk berupaya melestarikan masakan khas Jawa. Ia membuka usaha kuliner dengan beragam menu Jawa di salah satu kawasan wisata, Petitenget, Badung.

Anak mantan Presiden Soeharto ini, Senin (15/7), menuturkan dirinya ingin melestarikan kuliner khas nusantara, khususnya Jawa, dengan menyediakan masakan bercita rasa khas. Beragam masakan khas Jawa, seperti sayur lodeh, sayur asem, tempe dan tahu bacem, lele goreng bahkan kopi klotok, disajikan untuk bisa dicicipi pecinta kuliner di Bali, baik itu warga lokal maupun wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Seorang Perempuan Ditemukan Tergeletak di Lahan Kosong

Selain masakan yang khas, ia juga mendesain bangunan restorannya dengan arsitektur Limasan. Konsep makannya juga khas Indonesia, yaitu prasmanan atau mengambil dan memiliu menu sendiri.

Kopi klotok disebutnya sebagai ikon karena metode meraciknya yang khas. “Sama halnya dengan Kopi Turki, cara membuat kopi klotok pun dengan merebus air bersama bubuk kopi varietas apapun, baik arabika atau robusta. Yang penting, bubuk kopinya digiling fine,” ungkap perempuan yang menjadi anggota DPR RI terpilih dari Dapil Yogyakarta ini.

Baca juga:  Titiek Soeharto Nyatakan Maju Caketum Golkar

Jajanan sederhana pendamping kopi juga disediakan,  seperti pisang goreng, jadah goreng, dan tempe mendoan. “Penikmat kuliner akan merasakan nuansa bernostalgia karena bersantap sambil ditemani musik keroncong,” ujar Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.

Dua pengunjung, Ken dan Sri, yang ditemui di restoran Titiek mengaku sangat menikmati menu nusantara tersebut. “Bumbunya benar-benar terasa nendang. Saya mencoba ayam dengan sambal dadak, mantep banget. Apalagi setelahnya langsung seruput sayur asem, benar- benar bikin ngiler,” kata Ken.

Baca juga:  Rapid Test Reaktif, Belasan Warga Werdi Bhuwana Jalani Swab

Ia juga mengaku harga yang ditawarkan cukup terjangkau meski pun berlokasi di daerah wisata yang banyak dikunjungi wisman. Harga yang dipatok untuk makanan bervariasi, termurah mulai Rp5.000. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN