AMLAPURA, BALIPOST.com – Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kabupaten Karangasem secara umum semuanya mendapatkan siswa di tahun pelajaran 2024/2025. Hanya saja, ada dua SD yang nihil siswa baru, yakni SDN 3 Ngis dan SDN 10 Karangasem.
Kasek SDN 3 Ngis, I Kadek Sudiarta, membenarkan tahun ini tidak mendapatkan siswa baru. “Ya benar, tahun ini sekolah sama sekali tidak mendapatkan siswa baru. Atas kondisi ini, kita tidak bisa melaksanakan MPLS,” ucapnya.
Sudiarta mengatakan penyebab sekolah tidak mendapatkan siswa karena karena zonasinya berdekatan dengan SDN 1 Ngis. Sehingga hampir semua siswa bersekolah ke SDN 1 Ngis.
“Kalau permukiman memang lebih banyak di dekat dengan SDN 1 Ngis. Karena jarak antara SDN 3 Ngis dan SDN 1 Ngis kurang dari satu kilometer saja. Sehingga lebih dekat ke SDN 1 Ngis,” katanya.
Menurut Sudiarta, hampir setiap tahunnya SDN 3 Ngis sedikit mendapatkan siswa baru. “Sebelumnya hanya dapat lima siswa, karena paling banyak mendapatkan tujuh siswa,” jelasnya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah sempat berkoordinasi dengan pihak perbekel setempat terkait kondisi yang dialami. Dan pihak Perbekel menyarankan agar ada siswa yang bersekolah ke SDN 3 Ngis. “Saat ini kita hanya memiliki 28 siswa dari kelas II sampai kelas VI,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasek SDN 10 Desak Putu Arianti mengatakan sekolahnya sempat memperoleh satu siswa. Namun, siswa tersebut dipindahkan oleh orangtuanya ke SDN 6 Karangasem. “Alasan orangtua memindahkan anaknya, karena tidak ada teman atau siswa yang lainnya dalam prosesnya belajar mengajar,” katanya.
Arianti mengatakan satu siswa yang awalnya diterima itu berasal dari Banjar Belong. “Dari Banjar itu yang memiliki anak kecil, sebagian besar merantau keluar dan mencari sekolah yang lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Karangasem, I Wayan Sutrisna, pada Selasa (16/7) mengungkapkan saat ini seluruh siswa SD dan SMP tengah menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Berdasarkan peraturan Mendikbud RI Nomor 18 Tahun 2016, MPLS merupakan kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. “MPLS hari pertama di semua sekolah telah berjalan degan baik,” katanya.
Dia menjelaskan pelaksanaan MPLS menyesuaikan dengan panduan dari Kemendikbud. Panduan ini merupakan implementasi pencegahan kekerasan sebagaimana tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023.
“Sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan (PPKSP) yang terdapat dalam panduan MPLS 2024 Kemendikbud bertujuan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif, berkebinekaan dan aman bagi semua siswa. Selain itu, materinya yang sederhana dan efektif membuat dapat di semua jenjang pendidikan,” katanya. (Eka Parananda/balipost)