Suasana PLS di SMP PGRI 9 Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Eksistensi SMP PGRI 9 Denpasar di Jl. Gatot Subroto VI/J, direspons positif masyarakat. Buktinya jumlah siswa barunya tahun ini naik tajam dari tahun lalu hanya 100 siswa menjadi 185 siswa.

Mereka mengikuti materi Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) sejak Senin (15/7). Selasa (16/7) giliran Kadisdikpora Kota Denpasar, A.A. Gede Wiratama memberikan pengarahan soal bahaya perundungan siswa

Sekolah pendidikan model kasih sayang ini kini secara manajemen dipimpin anak muda. Kepala SMP PGRI 9 Denpasar, I Komang Wardana S. Pd., adalah guru penggerak dibantu Wakasek Kurikulum Kadek Riska Supartini, Kesiswaan Nyoman Sumerta, S.Pd., Waka Sarpras, I Made Dana,S. Pd. dan mantan Kepala SMP PGRI 9 Denpasar, Drs. A.A Ketut Sumitra, M.M.,kini menjadi pembina sekolah. Mereka didukung guru muda profesional menjadi sekolah unggulan dan kini dikenal sebagai sekolah ramah anak.

Baca juga:  107 Lulusan SD di Buleleng Belum Terpantau

Kasek Wardana saat membuka PLS mengungkapkan rasa syukur di tengah ketatnya persaingan, SMP PGRI 9 Denpasar jumlah siswanya merangkak tajam. Ini juga berkat juknis jalur zonasi diranking berdasarkan nilai rapor.

Sebab, dari 225 yang mendaftar hanya diterima 185 orang agar sekolah terus tampil berkualitas. Jumlah ini akan dijadikan enam kelas dengan kapasitas 32 siswa tiap kelas.

Wardana mengatakan sangat tepat siswa milih SMP PGRI 9 Denpasar karena dengan jumlah sesuai syarat Dapodik hijau sehingga siswa akan mendapat pelayanan maksimal dan berkualitas. Sedangkan di sekolah yang padat siswanya cenderung hanya mendapatkan pelayanan minimal.

Ia mengatakan untuk penguatan mutu, sekolah sudah memiliki program strategis tapi sederhana. Di antaranya menciptakan sekolah sebagai tempat belajar yang nyaman, berbahagia dan aman. Ini sesuai motto SMP PGRI 9 Denpasar menjadi sekolah berkualitas, bersih, disiplin dan berprestasi.

Baca juga:  PPDB 2018, Zonasi Tidak Lagi Mengacu Google Map

Semua guru digerakkan sesuai Kurikulum Merdeka Belajar menerapkan student center dan terus berinovasi. Ini artinya menciptakan PBM berkualitas adalah menjadi tanggung jawab bersama. Apalagi sekolah ini, kata Wardana, sangat lengkap.

Dia mengibaratkan botol jangan hanya sebagai diisi air karena harganya sangat murah, namun bisa diisi madu dan parfum yang membuat nilainya sangat tinggi.
Istimewanya semua siswa SMP PGRI 9 Denpasar masuk pagi, Sabtu dan Minggu libur.

Namun demikian Sabtu dan Minggu banyak siswanya beraktivitas. Ini artinya pihak sekolah sukses menjadikan sekolah rumah keduanya.

Pembina SMP PGRI 9 Denpasar A. A. Sumitra berterima kasih kepada kasek dan tim PPDB sekolah sehingga mampu merekrut 185 siswa. Sejumlah materi tambahan diberikan saat PLS yakni menyangkut penanaman karakter, literasi dan menjaga mutu pelayanan.

Baca juga:  300 Siswa di Kediri Tak Tertampung di Sekolah Negeri

Sejak dulu SMP PGRI 9 Denpasar dikenal pro rakyat. Biaya SPP tiap bulan hanya Rp 300 ribu dan tidak ada pungutan di tengah jalan seperti biaya ulangan semester dan perpisahan. Biaya pertama sekolah hanya Rp 1.750.000 sudah termasuk uang pakaian dan bisa dicicil tiga kali.

Agung Sumitra yang juga pengelingsir Semeton Agung Meliling Padang Luwih serta Ketua Pengurus Pasemetonan Pratisentana Shri Nararya Kreshna Kepakisan Badung 2020-2024, berterima kasih kepada Pemkot Denpasar yang akan membantu biaya masuk siswa sekolah swasta ber KK Denpasar. Dana ini akan diprioritaskan membantu pembayaran uang pemeliharaan fasilitas, jika sudah lunas diprioritaskan membayar SPP hingga tuntas. Bisa jadi ada siswa yang gratis sekolah setahun. (Adv/balipost)

BAGIKAN