Wayan Koster. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Keberhasilan Wayan Koster dalam menyusun pembangunan Bali masa depan, yang berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, mendapat apresiasi dari Ketua Forum Perbekel Kabupaten Tabanan, Gede Komang Restan Wisnawa.

Menurut Restan, Koster selama menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023 berhasil memperkuat dan memajukan adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal yang menjadi kekuatan Bali.

Dalam acara Sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru, yang diadakan pada Selasa (16/7) di Gedung Kesenian Marya Tabanan, Restan yang juga menjabat sebagai Perbekel Delod Peken, mengatakan konsep 100 tahun Bali ke depan ini sangat positif. “Sebagai Perbekel, saya pernah dikunjungi oleh Badan Riset Inovasi Pusat dan program Desa Delod Peken kami lebih banyak berfokus pada peningkatan sumber daya manusia, seni, adat, dan budaya,” ujarnya.

Baca juga:  Jalan-jalan ke PKB, Ini yang Dilakukan Gubernur Koster

Restan juga menyinggung pandangan yang menyebut Bali miskin sumber daya alam seperti hutan, danau, dan tambang, dan hanya memiliki seni, adat, agama, dan budaya. “Jika tidak dibuatkan garis 100 tahun untuk Bali ke depan, dikhawatirkan aset-aset yang dimiliki Bali akan hilang dan menjadi lebih miskin lagi,” tambahnya.

Ia mengapresiasi langkah awal penataan Bali yang dimulai dari Pura Besakih, yang sebelumnya semrawut dan tidak pernah terpikirkan untuk ditata. “Dengan konsep 100 tahun mulai dari penataan Besakih yang sudah berjalan ini, sekarang sudah menjadi nyaman, parkir juga nyaman,” katanya.

Baca juga:  Terima Kasih Megawati

Selain itu, Restan Wisnawa juga melihat adanya peningkatan dalam penataan infrastruktur dan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali, di mana anak-anak mulai belajar bahasa Bali, menulis lontar, dan lain sebagainya. “Dengan ini, saya yakin pelestarian apa yang dimiliki Bali bisa terealisasikan,” ujarnya optimis.

Ia menekankan pentingnya program jangka panjang dengan perencanaan yang jelas untuk mengantisipasi perkembangan pesat di Bali. “Pembangunan di Bali sangat pesat sekali. Coba bayangkan bagaimana Bali 10 tahun lalu, 20 tahun lalu, dan Bali saat ini yang sudah mulai sumpek lalu lintasnya. Jika tidak disiapkan dengan penataan yang panjang, maka kesemrawutan di Bali akan semakin berat,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Dari 3 TPST di Denpasar Dibangun Jadi Alternatif TPA Suwung, Baru Satu Diuji Coba
BAGIKAN