Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Bali Hamidi Hamid. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Bali Hamidi Hamid, Selasa (16/7) mengatakan selama 7 bulan terakhir, tepatnya dari Januari hingga 10 Juli 2024, PLN telah menangani 26 kali gangguan akibat layangan.

Ia mengatakan, jaringan kelistrikan di Bali, terdiri dari saluran udara tegangan menengah (SUTM), saluran udara tegangan tinggi (SUTT), dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Mengingat SUTT adalah posisi jaringan di udara maka berpotensi terhadap gangguan layangan.

Selama ini, layang-layang menjadi faktor utama gangguan jaringan kelistrikan, baik yang disebabkan oleh layangan itu sendiri, benang layangan, dan juga tali pengumpas layangan. Akibat gangguan layang-layang itu, listrik menjadi padam.

Baca juga:  Kenaikan Tarif di Obyek Wisata Badung Harus Dibarengi Peningkatan Pelayanan dan Infrastruktur

Gangguan tidak hanya dirasakan oleh pelanggan, juga akan dirasakan oleh bagian hulu dari sistem kelistrikan yaitu pembangkit listrik. “Pembangkit bisa dibuat trip (terlepasnya jaringan transmisi listrik). Kalau pembangkit trip berarti beban pembangkit yang misalnya 1.000 MW, berarti 1 unit pembangkit bisa mengurangi dari beban tersebut,” jelasnya

Dengan demikian dampak dan efek dari gangguan layang-layang apabila mengenai transmisi listrik cukup signifikan. Selain itu, gangguan akibat layang-layang juga bisa membuat peralatan jaringan kelistrikan PLN rusak. “Misalnya ketika pembangkit mengalami trip. Setelahnya belum tentu langsung kita start, bisa saja dari sisi generator atau pompanya mengalami gangguan,” ujarnya.

Baca juga:  Bali United Ladeni PSM Makassar di Stadion BJ Habibie

Pelanggan yang mempunyai peralatan yang sensitif terhadap kedip juga akan mudah rusak. Misalnya pompa tidak bisa hidup atau bisa saja bagi masyarakat yang memiliki chiller, saklarnya putus.

Meski begitu signifikannya dampak dari layang-layang terhadap jaringan listrik, diakui Hamidi tidak ada sanksi bagi masyarakat yang bermain layang-layang.

“Maka kita berupaya melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat, kepada pelanggan pelanggan kita dan kepada komunitas layangan. Di samping itu, juga kita mempersiapkan regu patroli di sepanjang transmisi kita, dan juga di sepanjang di SUTM (saluran udara tegangan menengah) 20KV,” bebernya.

Baca juga:  2021, Pembangunan PLTSa Suwung Ditarget Rampung

Mengingat dampaknya yang vital, ia mengimbau masyarakat untuk bermain layang layang di tempat yang jauh dari jaringan listrik. Masyarakat juga diimbau agar tidak menginapkan layangan di udara.

Selain layangan, gangguan lainnya juga berasal dari alam seperti petir dan badai. Namun, persentasenya sangat kecil. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN