GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Adat Tulikup Kelod, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar menggelar karya. Tingkatan karya yang diambil kali ini yakni utamaning utama.

Karya mamungkah, melaspas, mupuk pedagingan, ngenteg linggih, kebat daun, ngingkup, nangun ayu, piodalan, padudusan agung menawa ratna digelar di Dang Kahyangan Pura Sakti.

Puncak karya pada Anggara Kasih Medangsia, Selasa 15 Oktober 2024 mendatang. Namun rangkaian karya berupa caru ngeruak, nyukat genah sudah dimulai Anggara Kasih Tambir, pada Selasa (23/7).

Baca juga:  Desa Adat Sangkanbuana Gelar Upacara Ngider Buana

Bendesa Adat Tulikup Kelod, I Nyoman Sukara didampingi Ketua Panitia Karya, I Gusti Ngurah Mantra Astawa menjelaskan, karya kali ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebab, sebelumnya sudah pernah digelar.

Karya ini kembali digelar atas kesepakatan krama pengempon pura. Kemudian karena sudah rampungnya pembangunan, renovasi sejumlah pelinggih pura, dan selanjutnya karena sesuai waktunya sudah 30 tahun.

Dikatakan, tingkatan karya kali ini yakni utamaning utama dengan menggunakan sarana wewalungan yakni hewan kerbau sebanyak 5 ekor, petu atau kera hitam 1 ekor, kijang 1 ekor, sapi moncong putih 2 ekor, penyu dan hewan korban lainnya.

Baca juga:  Upacara Yadnya Massal di Desa Adat Kelating Pererat Kebersamaan Warga

Bendesa Adat Tulikup Kelod menambahkan serangkaian karya agung kali ini, ada 3 karya penting digelar yakni melasti ke Pantai Siyut dirangkai dengan pecaruan menggunakan sarana hewan kerbau. Pada hari itu juga digelar pakelem kerbau ke tengah laut yang akan dilaksanakan pada Minggu 22 September 2024.

Sementara puncak karya akan dipuput sekitar 16 Ida Pedanda, termasuk Ida Pedanda Yajamana karya  yang berlangsung di Pura Sakti pada Anggara Kasih Medangsia, pada Selasa 15 Oktober 2024. Ia menambahkan Pura Sakti ini diempon dua banjar yakni Banjar Menak dan Banjar Meranggi dengan 310 KK.

Baca juga:  Desa Adat Manistutu Jaga Hutan untuk Kepentingan Bersama

Sebagai pelengkap karya juga ada tetangguran Gong Gede, Gong Beleganjur. Dengan pesantian berupa kidung dan santi. Sedangkan wewalian berupa wayang kulit, topeng, rejang dewa,rejang sutri, rejang sari, rejang renteng, baris gede dan lain-lain. (Agung Yuliantara/denpost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN