NEGARA, BALIPOST.com – Anjing liar yang menggigit sejumlah warga desa Batuagung akhir pekan lalu dipastikan positif rabies. Kepastian itu didapat Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana setelah menerima hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar, Minggu (21/7).
Kendatipun tim siaga rabies telah melakukan vaksinasi emergency, namun akan dilanjutkan kembali pada Senin (22/7).
Desa Batuagung merupakan salah satu wilayah di Jembrana yang memiliki populasi anjing besar. Hampir di tiap keluarga memiliki anjing peliharaan, belum lagi anjing liar.
Secara keseluruhan Kabupaten, dengan bertambahnya kasus rabies di Batuagung ini di tahun 2024 ini sudah lebih dari 23 kasus (Januari-Juli). Pemerintah Daerah sudah mengantisipasi dengan vaksinasi sekitar 63,61 persen dari total estimasi hewan penular rabies (HPR) di Kabupaten Jembrana. Kepala Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, Minggu (21/7) mengatakan vaksinasi baik emergency maupun massal merupakan salah satu upaya menekan penyebaran rabies pada HPR.
Dengan hasil sampel anjing di Batuagung yang menggigit sedikitnya 10 orang warga, menambah kasus rabies di Jembrana di tahun ini. Dinas menurutnya terus berupaya memenuhi target vaksinasi massal dengan menerjunkan tim vaksinator.
“Kami harapkan partisipasi masyarakat, vaksin ini gratis untuk HPR dan merupakan upaya memutus penularan rabies,” katanya.
Untuk di Batuagung, sehari pasca-kasus gigitan, tim sudah turun melakukan vaksinasi emergency di dua banjar, Palungan Batu dan Sawe. Sebanyak 10 orang dilaporkan mengalami serangan anjing liar di dua banjar di Batuagung, Kamis (18/7).
Dua di antara korban merupakan anak-anak. Anjing ini tiba-tiba menghampiri warga dan menyerang dengan menggigit. Bahkan salah satu korban umur 7 tahun mengalami gigitan di bagian bibir. Para korban gigitan anjing liar ini dilarikan ke IGD RSU Negara, Kamis sore. (Surya dharma/Balipost)