SEMARAPURA, BALIPOST.com – Upacara pitra yadnya ngaben massal di Desa Adat Karangsari, Desa Suana, Nusa Penida yang diselenggarakan pada Kamis, 18 Juli 2024 telah berjalan lancar dan sukses.
Ngaben massal yang digelar secara periodik setiap 5 tahun ini selalu menjadi daya tarik wisatawan.
Sebab, bade tumpang 7 beserta belasan petulangan diarak di pantai.
Momen ini juga memantik para fotografer dan videografer untuk mengabadikannya. Ribuan masyarakat pun tumpah ruah memadati sepanjang pesisir pantai wilayah setempat untuk menyaksikan arak-arakan bade yang digotong sejauh 1 kilometer menuju setra tempat pembakaran.
Ngaben masal kali ini diikuti sebanyak 57 sawa dari 3 banjar yang ada di wilayah desa adat setempat. Berbagai prosesi serangkaian ngaben massal juga telah dilakukan. Diawali dengan “ngebet” tulang jenazah atau sawe pada Senin, 15 Juli 2024.
Kemudian dilanjutkan dengan ngidehang atau mepeed dan ngeringkes pada Selasa, 16 Juli 2024. Dan puncaknya digelar pada Kamis 18 Juli 2024.
Bandesa Adat Karangsari, I Wayan Wiranata, mengatakan upacara ngaben massal di Desa Adat Karangsari rutin digelar setiap 5 tahun sekali.
Tujuannya, selain untuk pelunasan hutang kepada leluhur agar diberikan tempat sesuai dengan amal perbuatannya terdahulu, juga untuk meringankan beban biaya upacara masing-masing yang punya sawa. Di samping juga untuk menyatukan berbagai soroh yang ada di Desa Adat Karangsari.
Dikatakan, biaya yang dikeluarkan warga per sawa hanya Rp10 juta. Sedangkan, estimasi biaya ngaben massal ini mencapai Rp741 juta.
Ngaben massal ini menarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Adat Karangsari. Apalagi, Desa Adat Karangsari memiliki destinasi wisata spiritual, yaitu Pura Goa Giri Putri.
Dengan digelarnya upacara ngaben massal ini, Desa Adat Karangsari bisa semakin dikenal dan wisatawan yang berkunjung ke desa adat ini meningkat. Dengan demikian, perekonomian masyarakat setempat semakin menggeliat. (Ketut Winata/balipost)