AMLAPURA, BALIPOST.com – Keberadaan batang kayu berukuran besar yang melintang di bantaran Sungai Jinah yang ada di wilayah Banjar Pedukuhan, Desa Rendang, Kecamatan Rendang perbatasan antara wilayah Kabupaten Karangasem dengan Bangli hingga kini masih misterius.

Bagaimana tidak, umurnya yang diperkirakan mencapai ratusan tahun itu, namun tidak ada yang tahu sejak kapan kayu tersebut berada di lokasi tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Jero Mangku Keten, menuturkan kayu tersebut diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Bahkan,  ia mengaku kalau tidak ada yang tahu secara pasti sejak kapan kayu  itu berada di sana.

Baca juga:  Tim Yustisi “Sweeping” Tempat Tinggal Sementara

Karena dari cerita penglingsir katanya kayu sudah ada saat kejadian gejor. Umurnya sekarang 70 tahun dan dulu juga mendengar ceritanya dari penglingsir tentang kayu ini.

Bahkan, ujung dan pangkal dari kayu tersebut tidak ada yang tahu, karena posisi kayu sudah ditemukan seperti itu oleh para tetua di sana.

Mangku Keten menjelaskan jika dilihat secara visual, kayu tersebut terlihat berwarna hitam dan nampak lapuk. Dari sisi ukuran diameter kayu memang terlihat cukup besar dan melintang tepat di aliran sungai ini.

Baca juga:  Desa Adat Manistutu Jaga Kelestarian Hulu sebagai Sumber Kehidupan

Kata dia, sejumlah tokoh spiritual pun dikatakan pernah datang ke sana termasuk asisten Gubernur Bali, periode tahun 1998-2008, Dewa Made Beratha. Saat itu, asisten Dewa Beratha mengatakan nama kayu tersebut adalah Taru Pancer Jagat.

Menurut Mangku Keten, ia sendiri tidak tahu secara pasti apa kegunaan atau khasiat dari kayu tersebut. Tetapi kemungkinan secara spiritual energi kayu ini erat kaitannya dengan kewibawaan seperti namanya.

Baca juga:  Bali Komit Laksanakan Pembangunan Rendah Karbon Sesuai Visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali"

Lebih lanjut dikatakan ada juga yang mencari potongan kayu untuk dibawa pulang, namun pernah juga ada orang yang datang untuk mengembalikan potongan kayu yang sebelumnya sempat diambil. Kalau direstui mereka tidak mengembalikan. Tapi kalau tidak, kayu pernah dikembalikan ke sana lagi. (Eka Parananda/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN