Sejumlah anak bermain tajog (enggrang) di Denpasar. Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional Bali. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Permainan tradisional dan dongeng memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan mental anak jika diajarkan sejak usia dini.  Namun hadirnya gadget yang menyajikan berbagai permainan berbasis digital membuat permainan tradisional menjadi kehilangan ruang dan peminatnya.

Ketua Yayasan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita menerangkan permainan tradisional dan dongeng adalah tradisi budaya yang banyak mengandung nilai-nilai luhur. Akan tetapi, saat ini permainan tradisional dan dongeng sering dianggap sebagai warisan masa lampau (zaman old) yang tidak penting bagi generasi baru (zaman now).

Baca juga:  Rusak Pura Dadia Karena Kesal Sering Sakit

“Permainan tradisional memiliki peran yang penting untuk olah pikir (kecerdasan otak), olah rasa (keserdasan emosional), olah budi (kecerdasan spiritual), dan olah raga (kesehatan fisik),” jelas Dek Wahyu di Taman Budaya, Denpasar, Senin (22/7).

Dijelaskan lebih lanjut, selain kehilangan peminat, jumlah para guru atau maestro yang mengetahui jenis-jenis permainan tradisional dan dongeng sudah sangat terbatas. Made Taro yang akrab disapa Pekak (kakek) Taro yang tiada lain adalah maestro permainan tradisional dan dongeng di Bali juga telah berada pada usia yang mulai uzur.

Baca juga:  Lewat Bandara, Puluhan Naker Migran dari AS dan Eropa Pulang ke Bali

Sehingga, pihaknya berupaya melakukan pendokumentasian secara cepat, dengan cara-cara kreatif untuk mendenyutkan kembali permainan tradisional dan mendongeng agar mudah, asyik, dan kembali diminati. Salah satu upayannya dengan menggelar Rare Bali Festival (RBF) pada 23-24 Juli 2024.

“Mendokumentasikan permainan tradisional adalah upaya untuk merawat salah satu jati diri bangsa. Mendokumentasikan dan mengaktivasi kembali permainan tradisional adalah cara mewariskan nilai-nilai serta merawat adab generasi untuk dapat menghargai dan mencintai kebudayaannya”, terangnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Harap SDM Bali Kompetitif, Inovatif dan Berkarakter

Ditambahkannya, kegiatan ini akan mengakomodir berbagai aktivitas anak untuk menggali, mendokumentasikan, menginovasi, dan menyebarluaskan nilai-nilai budaya warisan tradisi Bali. Adapun aktivitas budaya yang ditampilkan seperti permainan tradisional, seni, dan literasi. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN