SINGARAJA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Purnama Kasa, pada Sabtu, 20 Juli 2024, Desa Adat Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng melaksanakan piodalan alit di Pura Subak dan Pura Dukuh.

Pura yang sebagai cikal bakal sejarah terbentuknya desa di Buleleng inipun sebagai momentum untuk persatuan dan kesatuan krama yang ada saat ini.

Kelian Desa Adat Nagasepaha, Jro Mangku Made Darsana menjelaskan keberadaan Pura di selatan Desa Nagasepaha ini merupakan pura bersejarah.

Baca juga:  Begini, Cara Desa Adat Kerobokan Sikapi Ngaben di Krematorium

Pasalnya, keberadaan Pura Dukuh dan Pura subak ini merupakan pura pertama yang ada di desanya.

Sehingga saat piodalan berlangsung, krama setempat melakukan prosesi nunas tirta di Pura Dukuh, Desa Padangbulia yang terletak di Desa Adat Gitgit sebagai desa induk sebelum terbentuknya Desa Nagasepaha.

Acara piodalan tidak hanya menjadi momentum beribadah, tetapi juga sebagai ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar warga desa. Setelah selesai bersembahyang, masyarakat menyelenggarakan prosesi ngayah, yaitu gotong-royong untuk membersihkan area sekitar Pura Subak dan Dukuh Desa Adat Nagasepaha. Kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang erat dalam kehidupan saat ini.

Baca juga:  Desa Adat Sunantaya Hadapi Tantangan Berat Bangkitkan Eksistensi LPD

Pihaknya pun berharap agar tradisi piodalan ini tetap terjaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Piodalan adalah bagian dari warisan budaya dan spiritual yang kaya. Pihaknya berkomitmen untuk menjaga dan melestarikannya agar dapat dinikmati oleh anak cucu kelak. (Nyoman Yudha/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN