Suasana Bazar Buku Internasional yang digelar pada 25 Juli hingga 4 Agustus 2024 di Kuta, Bali. (BP/iah)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Satu dari dua peserta didik di Indonesia belum mencapai kompetensi minimum literasi. Tingkat literasi atau minat membaca di Indonesia yang masih rendah ini dipengaruhi ketersediaan buku yang belum memadai. Demikian disampaikan pegiat gerakan membaca, Andri Suharyono, Kamis (25/7) di Kuta, Badung.

Ia mengakui saat ini ketersediaan buku menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan minat baca masyarakat sejak usia dini. “Buku adalah jendela dunia, yang akan mengantarkan imajinasi anak-anak Indonesia untuk menjelajahi dunia yang baru,” ungkap Public Relations Big Bad Wolf Books (BBW) Indonesia ini didampingi Marketing Communications, Albert Ghana.

Andri mengatakan pihaknya di BBW Indonesia berupaya mencerdaskan anak bangsa lewat pengadaan beragam buku berbahasa Inggris yang terjangkau. Sehingga, masyarakat Indonesia bisa memuaskan minat bacanya dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

Ditemui dalam Bazar Buku Internasional yang pertama kali digelar di Bali, ia mengatakan kebiasaan membaca harus menjadi lifestyle dari masyarakat Indonesia untuk meningkatkan intelektualitas dan menumbuhkan sumber daya manusia yang lebih baik. “Kita percaya, negara yang penduduknya senang membaca adalah negara maju. Membaca akan membentuk karakter bangsa yang lebih berwawasan, cerdas dan bijaksana,” ujarnya.

Baca juga:  Dilaporkan, Kapal Asing Berkeliaran di Perairan Ujung-Seraya Diduga Curi Ikan

Disinggung mengenai makin menurunnya minat generasi muda untuk membaca buku di tengah era digital ini, ia percaya bahwa penikmat buku masih relatif banyak. Sebab, dia menilai membaca buku memiliki sensasi yang berbeda dibandingkan membaca secara online. “Punya marketnya masing-masing. Ambience nya juga beda. Sense dan feelnya akan beda,” jelasnya.

Ia mencontohkan pelaksanaan Bazar Buku Internasional yang pertama kali digelar di Bali ini, pengunjungnya cukup ramai di hari pertama. Bahkan mereka rela antre sejak jam 07.00 WITA, padahal bazar baru dibuka pukul 10.00 WITA. Selain itu, Bali dipilih sebagai lokasi pelaksanaan bazar buku ini karena cukup banyaknya permintaan.

Baca juga:  Bali Merah Putih 2018, Perayaan 70 Tahun Bali Post Sebagai Pengemban Pengamal Pancasila

Tak hanya warga lokal, warga negara asing juga banyak yang datang berkunjung. Mereka nampak antusias untuk membaca dan melihat-lihat ribuan buku yang terpajang.

Dalam kegiatan bazar buku internasional yang berlangsung hingga 4 Agustus di Discovery Mall itu, masyarakat bisa membeli beragam buku berbahasa Inggris dengan harga terjangkau. Ribuan buku-buku berbagai genre dihadirkan dengan menggandeng 5 penerbit internasional dan puluhan penerbit nasional.

“Berbagai kegiatan literasi dan penawaran buku yang menarik, BBW Bali berharap dapat menjadikan membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan dan memberikan akses buku internasional yang mudah bagi semua orang,” ujar Andry didampingi Eka Putu Ananta, Kepala Kantor Fungsional Perbankan Transaksi Bali, BCA.

Melalui BBW Bali 2024, tambah Albert, pihaknya melanjutkan komitmennya dalam mendukung pendidikan di Indonesia melalui program donasi buku bertajuk program ‘1 Buku Untuk 1000 Mimpi Anak Indonesia’. Bekerja sama dengan Bantu Buru Belajar Lagi dan Teman Tulus pihaknya akan menyalurkan buku-buku donasi ke 9 sekolah mitra di Kabupaten Rote Ndao, Belu, dan Purworejo.

Baca juga:  Pemkab Badung Bhakti Penganyar di Pura Penataran Agung Besakih

“BBW merespons antusias keinginan para pecinta buku di Pulau Dewata. Dengan harapan BBW terus dapat menjangkau lebih banyak pembaca di seluruh Indonesia, menyebarkan semangat literasi, dan memberikan pengalaman belanja buku yang asyik,” tutup Albert.

Salah satu warga yang berkunjung ke bazar ini, Nila, mengaku sangat tertarik melihat beragam buku yang dipajang. Ia menyadari membaca buku merupakan salah satu cara untuk memperluas pengetahuan, meski pun diakuinya saat ini harga buku masih relatif mahal. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN