DENPASAR, BALIPOST.com – Transportasi massal berbasis kereta bawah tanah, Bali Subway, bernilai investasi mencapai 20 miliar dolar AS. Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya mengatakan, ia sempat ragu bisa mewujudkan kerja besar ini karena keterbatasan fiskal daerah maupun pusat serta belum ada model pembiayaan infrastruktur tanpa menggunakan anggaran APBN atau APBD.
Namun, ia diyakinkan oleh berbagai pihak yang mengatakan bahwa pola baru itu bisa dilaksanakan karena Bali memiliki magnet luar biasa. Investor tertarik karena market-nya adalah wisatawan bukan masyarakat lokal.
Keuntungan lainnya juga bisa diperoleh dari penggunaan naming rights, ruang bawah tanah (mice, mall, hotel, restoran, dan tempat hiburan lainnya), penyewaan atas penggunaan utilitas (jaringan telekomunikasi, listrik, air, gas dan lain-lain), serta perhitungan dari kredit karbon. “Tak hanya keuntungan bagi investor, nanti apabila subway telah beroperasi, pemerintah daerah juga mendapatkan persentase dari hasil operasional,” ungkapnya.
Khusus mengenai pendapatan dari tiket Transportasi massal ini, ia meminta agar ada subsidi bagi warga Bali sehingga harganya tidak mahal. Mahendra berharap pemerintah pusat terus memberikan dukungan kebijakan dan arahan untuk percepatan pengembangan subway.
Tak lupa, ia juga minta dukungan pemerintah kabupaten/kota, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan segenap masyarakat Bali, agar proyek ini dapat berjalan baik sesuai dengan tahapan yang direncanakan.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Suharso Monoarfa menegaskan kalau proyek ini harus jadi karena menjadi pertaruhan kementeriannya yang mendorong penerapan model pembiayaan pembangunan tak biasa.
Menurutnya, model pembiayaan pembangunan seperti ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Bali menjadi percontohan karena merupakan daerah pertama di Indonesia yang punya konsep transformasi ekonomi yang diluncurkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada 3 Desember 2021. Konsep yang kemudian diimplementasikan dalam Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru ditindaklanjuti dengan beragam kegiatan. Seperti, penanganan sampah, penerapan energi terbarukan dan lainnya. “Apa yang kami rancang dalam peta jalan ekonomi kerthi Bali, satu demi satu mulai terwujud,” ujarnya.
Khusus terkait rencana pengembangan moda transportasi massal berbasis kereta ini, pihaknya menilai langkah ini sangat strategis karena bertujuan untuk memberi kenyamanan. Diungkapkan, sebagai destinasi wisata dunia yang terus berkembang, ia menilai situasi lalu lintas di Bali saat ini berbeda jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Sehingga, hal ini perlu disikapi. Karena tidak mungkin membangun jalan layang, menurutnya model subway adalah pilihan yang paling tepat. Untuk itu, Monoarfa mengajak semua pihak optimis dengan rencana pengembangan subway Bali ini. “Hari ini kita melakukan langkah kecil, tapi langkah kecil ini adalah awal dari langkah besar berikutnya,” pungkasnya. (Ketut Winata/balipost)