BANGLI, BALIPOST.com – Nasib bangunan pasar di selatan terminal Loka Crana Bangli memprihatinkan. Sejak Pemkab Bangli memindahkan seluruh pedagang pasar tersebut ke tempat yang lain, pasar itu dibiarkan terbengkalai bertahun-tahun.
Berdasarkan pantauan Senin (29/7), pasar yang memiliki beberapa bangunan kios dan los itu tampak kumuh dan tak terawat. Banyak sampah berserakan di areal pasar. Di beberapa sudutnya juga ditumbuhi semak.
Tak kalah memprihatinkan kondisi bangunan kios juga nampak sudah mengalami kerusakan. Terutama bagian plafonnya, banyak yang sudah jebol dan compang camping.
Meski sudah bertahun-tahun kosong, namun hingga saat ini Pemkab Bangli belum punya rencana pasti terkait pemanfaatan pasar tersebut. Pemkab terkesan memilih membiarkan pasar itu terbengkalai.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bangli Luh Ketut Wardani dikonfirmasi terkait nasib pasar itu Senin (29/7) mengaku belum punya perencanaan soal pemanfaatan pasar tersebut. Sebab dia mengaku baru beberapa hari yang lalu pihaknya menerima pelimpahan aset pasar tersebut dari BKPAD Bangli.
“Bangunan pasarnya itu memang punya kita dari dulu, tapi tanahnya dulu masih aset kementerian. Sekarang sudah diserahkan oleh kementerian. Dan baru beberapa hari lalu, kami menerima pelimpahan aset dari BKPAD,” jelasnya.
Setelah sepenuhnya jadi aset Pemkab, Wardani mengungkapkan pihaknya sempat menawarkan pasar tersebut untuk dikelola gerakan koperasi. Akan tetapi tidak ada satupun koperasi di Bangli yang berminat untuk mengelolanya.
Diungkapkan juga bahwa sempat ada rencana dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli untuk memanfaatkan pasar yang terbengkalai tersebut sebagai terminal bus. Namun demikian pihaknya tidak mengetahui secara pasti kelanjutan rencana tersebut. Di sisi lain pernah juga ada wacana memanfaatkann pasar itu jadi pusat oleh-oleh. “Jadi perencanaan pasti sementara ini belum ada,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)