Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Rencana Pemerintah Kabupaten Badung membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) dengan teknologi Jepang tetap jalan meski sempat mendapat penolakan masyarakat. Hanya saja, lokasi pembangunan belum ditentukan.

Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta yang ditemui usai rapat paripurna, Rabu (31/7) menjelaskan bahwa pengolahan sampah adalah salah satu prioritas utama Pemkab Badung, disusul oleh transportasi, pendidikan, kesehatan, dan tenaga kerja. “Bagi saya, sampah itu prioritas. Kedua, transportasi, yang ketiga, pendidikan, kesehatan, dan termasuk juga tenaga kerja,” ujarnya.

Giri Prasta menekankan pentingnya pengolahan sampah yang efektif untuk kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, Pemkab Badung telah menjalin koordinasi dengan Pemerintah Jepang dalam mewujudkan TPST tersebut. “Pengolahan sampah memang menjadi prioritas di Badung. Kami tetap akan memberikan fasilitas pengolahan untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Baca juga:  Kecamatan Mengwi Sepakat Bangun TPST

Ketika ditanya mengenai waktu dan lokasi pembangunan TPST berteknologi Jepang, Giri Prasta menyatakan bahwa sudah ada tim teknis yang menangani hal tersebut. Politisi PDI Perjuangan ini juga menyebutkan bahwa TPST di Mengwi akan terus diperbarui, sedangkan TPST di Jimbaran sudah beroperasi. “Itu kan di Mengwi akan kita perbarui terus. Bahkan yang ada di Jimbaran sudah berjalan TPST-nya,” jelasnya.

Giri Prasta juga menekankan pentingnya komitmen dan kerja sama dalam menyelesaikan masalah sampah. “Saya percaya semua masalah tidak bisa diselesaikan sendiri. Tapi, saya yakin semua masalah ada solusinya, tapi tetap harus ada komitmen,” ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Ajak Seluruh Generasi di Bali Memuliakan Ajaran Trisakti Bung Karno

Dalam Ranperda tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2024, tercantum alokasi dana sebesar Rp173 miliar untuk program pengelolaan persampahan. Sebelumnya, Pemkab Badung merencanakan pembangunan TPST di Desa Sangeh, namun rencana tersebut ditolak oleh masyarakat setempat sehingga batal direalisasikan.

Meskipun menghadapi penolakan, rencana pembangunan TPST dengan teknologi Jepang tetap menjadi fokus Pemkab Badung. Teknologi ini menjanjikan pengolahan sampah tanpa penumpukan dan bau, meski belum sampai pada tahap penggunaan energi listrik.

Baca juga:  Pengerukan Tebing di Jimbaran Dihentikan Sementara

Saat ini, pengolahan sampah di Badung hanya dilakukan melalui pembakaran. Masyarakat juga terus menanti realisasi proyek TPST ini, mengingat urgensi penanganan sampah di wilayah tersebut.

Dengan teknologi Jepang yang diharapkan mampu mengatasi masalah sampah secara efisien, pembangunan TPST ini diharapkan dapat segera terwujud demi kesejahteraan dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Badung. (Parwata/balipost)

BAGIKAN