Masikian Fest 2024 yang merupakan upaya melestarikan tradisi dan budaya Bali digelar Masikian Yowana Denpasar, Sabtu (3/8) hingga Minggu (4/8) di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pasikian Yowana Denpasar menggelar Masikian Fest, selama dua hari (3-4 Agustus 2024) di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar. Festival ini merupakan salah satu cara melestarikan tradisi dan budaya, termasuk panganan tradisional.

Menurut Penyarikan Yowana Bali MDA Kota Denpasar, I Yande Adiana, Sabtu (3/8), sampai saat ini tradisi yang masih dijalankan di Bali cukup banyak, khususnya di Denpasar. Ia mengatakan Yowana di Kota Denpasar siap melanjutkan tradisi dan budaya Bali karena dukungan berbagai pihak, termasuk swasta, sesuai cita cita pelestarian budaya.

Baca juga:  Harga Beras di Bali Capai Rp11.650 Per Kilogram

Terkait minuman tradisional, perwakilan sekaa teruna teruni (STT), AA. Ariyuda Krismawan mengatakan, di Bali minuman khas seperti cincau hijau atau biasa disebut daluman, masih lestari dan kerap dijual di pasar tradisional dan warung rujak. Sayangnya, suplai bahan dasar yakni daun daluman makin sulit didapat mengingat masyarakat juga tak banyak yang menanamnya.

Sementara itu, salah satu pelaku swasta, Lie Joko Budiman menyebut panganan tradisional, seperti cincau bisa dilestarikan dengan pembuatan dan pengemasan modern sehingga higienis. Head of Marketing Food & Beverage Kino Indonesia ini menyebut inovasi diperlukan untuk menjembatani masa lalu dan masa kini.

Baca juga:  Ogoh-ogoh Terbaik Jembrana Dipamerkan di Masikian Fest 2024

“Warisan dari nenek moyang perlu diinovasikan agar dapat diterima di masa sekarang. Kampanye tradisi Indonesia ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan kekayaan tradisi yang ada, tetapi juga untuk memastikan bahwa nilai-nilai berharga ini bisa dikenal dan dicintai oleh generasi muda,” ujarnya.

Ia pun menambahkan minuman tradisional sebenarnya memiliki manfaat kesehatan jika dikonsumsi secara benar. Cincau misalnya. Selain menjadi minuman yang sudah turun temurun dikonsumsi juga memiliki manfaat kesehatan, seperti meredakan panas dalam dan melancarkan pencernaan karena mengandung serat dan antioksidan.

Baca juga:  Lakalantas di Jalan Tol Bali Mandara, Satu Tewas

Ia menilai kelestarian seni dan budaya di Bali terjaga dengan baik, termasuk minuman lokal yang turun temurun dikonsumsi seperti daluman. Tradisi ini perlu terus dijaga dan dilestarikan.

“Salah satu daerah dengan ragam tradisi dan keunikan yang kuat adalah Bali. Kami tidak hanya melihat Bali sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai simbol kekayaan tradisi yang harus dirawat dan dijaga. Kami percaya bahwa tradisi adalah fondasi dari identitas kita sebagai masyarakat,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN