Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menyerahkan surat kepada PT Bumi Indah Prima sebagai Inverstor Utama dalam pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway), di Sanur, Rabu, (24/7). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Groundbreaking pembangunan tahap I koridor Proyek Bali Subway direncanakan pada September 2024. Pelaksanaannya pun tengah dimatangkan oleh pemangku kepentingan dengan membentuk Tim Teknis.

Pembentukan Tim Teknis dilakukan Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya yang melibatkan Pemerintah Provinsi Bali, Kanwil ATR/BPN, Pemerintah Kabupaten Badung, PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda), PT Bali Kerti Development Fund Ventura (BDF), dan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ). Tim ini akan fokus pada pembahasan teknis terkait peraturan dan perjanjian guna memastikan kelancaran proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca juga:  Waspadai Dampak Buruk Proyek MRT

Pj. Gubernur juga menginstruksikan Tim Teknis untuk menyusun daftar periksa dokumen penting guna memberikan kepastian hukum dan memastikan kelancaran tahapan proyek Subway Bali. Diharapkan penandatanganan Master Agreement dapat dilakukan pada Agustus dan Upacara Ngeruak pada September di Kuta-Badung.

“Saya harap proyek pembangunan koridor yang dilaksanakan secara business to business ini mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat dan masyarakat Bali, sehingga proyek ini berjalan lancar. Proyek ini diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi pariwisata Bali dan menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan,” ujar Mahendra Jaya, Selasa (6/8).

Baca juga:  Presiden Jokowi Groundbreaking RS Pertama di IKN

Seperti diketahui, pembangunan Subway Bali akan dilaksanakan dalam 4 tahap pengerjaan. Tahap satu Airport-Kuta Sentral Parkir-Seminyak-Berawa-Cemagi, tahap dua Airport-Jimbaran-Unud-Nusa Dua, tahap ketiga Kuta Sentral Parkir-Sesetan-Renon-Sanur dan tahap empat Renon-Sukawati-Ubud.

Fase Airport-Kuta dan Airport-Jimbaran-Unud-Nusa Dua ditarget rampung awal tahun 2028, dan keseluruhan fase satu dan dua diselesaikan pada tahun 2031. Total nilai investasi dari 2 fase pertama adalah USD10,8 miliar, sedangkan biaya untuk total 4 fase pengerjaan mencapai USD20 miliar.

Baca juga:  63 Babinsa Jalani Tes Swab

Pembangunan koridor pada setiap fase meliputi infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah, infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah dan limbah serta pembangunan transit oriented development (TOD). (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN