Deretan mobil angkutan yang mengantre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Rabu (14/8). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Antrean panjang nampak terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Denpasar untuk pengisian solar. Terutama untuk kendaraan besar, seperti bus dan truk.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali, I Nyoman Arthaya Sena, Rabu (14/8) mengatakan pihaknya menerima banyak keluhan terhadap sulitnya membeli solar. Keluhan ini terutama datang dari Bus Trans Metro Dewata yang memiliki SOP agar BBM terisi penuh sebelum beroperasi dan tidak diberikan mengajak penumpang ke SPBU. “Dan mereka (Bus Trans metro Dewata) sudah bersurat ke kami,” katanya.

Baca juga:  Organda Bali Siagakan 80 Unit Bus per Hari untuk Mudik Lebaran

Tidak hanya itu, keluhan terkait sulitnya mencari solar juga datang dari angkutan perjalanan pariwisata. Ia pun meminta agar ke depan subsidi ini bisa tepat sasaran dan benar-benar didapatkan oleh yang berhak.

Menurutnya, saat ini masih banyak mobil mewah yang membeli solar bersubsidi. Sementara yang mengalami antrean panjang ialah bus dan truk.

Untuk itu, ia meminta agar subsidi yang diberikan benar-benar tepat sasaran, sesuai dengan yang tertuang dalam peraturan yang berlaku,

Baca juga:  Buntut Perbaikan Dermaga II Pelabuhan Padangbai, Truk Logistik Mengular Antre Seharian

“Harus tepat sasaran, siapa yang dapat. Angkutan umum itu kan wajib dapat. Jangan sampai truk dan busnya ngantre, apalagi bus ekonomi. Sedangkan mobil sejenis Pajero, Fortuner, Innova itu dapat,” katanya.

Ia mengakui antrean panjang di SPBU ini kebanyakan terjadi di Kota Denpasar, sementara di luar itu masih lengang. Hal ini juga dipengaruhi oleh banyaknya truk angkutan barang yang memilih atau berlanganan pada SPBU di Kota.

Baca juga:  Dapat Jatah Solar Subsidi, Nelayan Diminta Mengurus Izin

“Intinya perusahaan truk atau bus, homebasenya di kota. Mereka masuk tidak ada pembatasan jam sehingga pengisian bahan bakar lebih banyak forkusnya di dalam kota. Kalau di luar kota masih ada aja saya lihat lebih lengang,” terangnya. (Widiastuti/bisnisbali)

 

BAGIKAN