Frengky Chandra Kusuma (kanan) menyebut Bali menjadi 3 besar di Indonesia yang sektor propertinya tumbuh signifikan. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sektor properti di Bali mengalami pertumbuhan signifikan di 2024. Bahkan, menurut Direktur BCA Frengky Chandra Kusuma, Bali menjadi 3 besar di Indonesia yang sektor propertinya tumbuh signifikan.

Dua kota lainnya, menurut Frengky yang didampingi Kepala Kantor Wilayah IV BCA, Harijanto, adalah Jakarta dan Surabaya. Ia mengutarakan pertumbuhan sektor ini membuat perbankan melirik Bali sebagai salah satu lokomotif penyaluran kredit.

Pertumbuhan properti di Bali, lanjutnya, tidak lepas dari pertumbuhan pariwisata. Pertumbuhan yang signifikan berupa properti komersial dan rumah mewah.

Baca juga:  Nyepi Penyeberangan Gilimanuk-Ketapang Tutup 24 Jam

“Di sini tidak hanya pertumbuhan residen tapi vila juga tumbuh dan investasinya bukan dari masyarakat lokal sini tapi dari seluruh Indonesia yang masuk ke Bali. Itu yang menyebabkan salah satunya ekonomi Bali bisa tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya Jumat (16/8) saat ditemui usai membuka BCA Expo 2024 di Kuta, Badung.

Dalam kegiatan yang berlangsung hingga 18 Agustus ini, tak hanya kredit pemilikan rumah (KPR) yang ditawarkan. Pengunjung juga bisa melakukan kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit sepeda motor (KSM), serta beragam produk perbankan untuk memenuhi berbagai kebutuhan transaksi.

Baca juga:  Karena Ini, Fintech Dinilai Potensi Jadi Lintah Darat Digital

“Kami berharap turut memperkuat perekonomian Bali,” ujarnya.

Mengutip Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI), harga properti residensial di pasar primer pada triwulan II-2024 meningkat terbatas. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II-2024 tercatat sebesar 1,76 persen secara year on year (yoy).

Pertumbuhan IHPR tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2024 sebesar 1,89 persen (yoy).  Penjualan properti residensial di pasar primer tercatat tumbuh sebesar 7,30 persen (yoy), melambat dibandingkan penjualan triwulan sebelumnya sebesar 31,16 persen (yoy).

Baca juga:  Perlu Diwaspadai, Ketergantungan Pasokan dari Daerah Lain

Perlambatan penjualan rumah primer tersebut terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN