DENPASAR, BALIPOST.com – Kejadian bencana alam memang tidak bisa diprediksi. Namun, mitigasi kebencanaan selalu dilakukan oleh BPBD Provinsi Bali dengan melakukan pemetaan bencana. Selain menyiapkan anggaran, inovasi mitigasi kebencanaan juga dilakukan. Salah satunya melakukan sertifikasi kesiapsiagaan bencana (Si-Kencana) yang diperuntukkan bagi dunia usaha sektor pariwisata di Provinsi Bali.
Kalaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan bahwa total anggaran yang dialokasikan untuk mengatasi kebencanaan di Bali tahun 2024 ini sebesar Rp4 miliar. Bencana hidrometeorologi akan menjadi fokus BPBD Bali pada tahun 2024 ini. Di samping juga memperhatikan bencana lainnya, seperti kerusakan akibat bencana gempa bumi. Apalagi, Bali diprediksi akan mengalami gempa megathrust dengan kekuatan 9,0 SR.
Bencana lain yang menjadi prioritas risiko bencana yang berpotensi masif lintas kabupaten/kota di Provinsi Bali, di antaranya tsunami (kategori tinggi), cuaca ekstrem (kategori tinggi), erupsi gunung api (kategori tinggi), epidemi dan wabah penyakit (kategori rendah).
Rentin mengungkapkan bahwa berbagai upaya mitigasi bencana akan dilaksanakan langsung oleh BPBD Provinsi Bali sebagai program prioritas pada tahun 2024. Di antaranya, mengadakan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) rawan bencana provinsi per jenis bencana.
Melakukan pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana, dan penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana melalui sertifikasi kesiapsiagaan bencana (Si-Kencana). Di samping juga melakukan penyusunan rencana kontijensi, gladi kesiapsiagaan terhadap bencana, serta penyusunan regulasi penanggulangan bencana daerah.
Terkait Si-Kencana, dikatakan bahwa inovasi ini merupakan satu-satunya inovasi yang ada di Indonesia yang hanya dimiliki Bali. Inovasi ini diperuntukkan bagi dunia usaha sektor pariwisata di Bali. “Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana atau Si-Kencana ini salah satu inovasi yang hanya ada di Bali,” ujar Rentin.
Selain itu, juga dilakukan penguatan kelembagaan bencana daerah. Kerjasama antarlembaga dan kemitraan dalam penanggulangan bencana. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan penanggulangan bencana kabupaten/kota di wilayah provinsi. Penyediaan peralatan perlindungan dan kesiapsiagaan bencana. Pengembangan kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC) Bencana. Penyusunan, pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi kebencanaan (Sirine peringatan dini tsunami dan Gunung Agung). Serta pengendalian operasi dan penyediaan sarana prasarana kesiapsiagaan terhadap bencana.
Upaya mitigasi bencana juga dilakukan dengan memperkuat kerja sama kesiapsiagaan menghadapi bencana bersama Pemerintah Australia. Rentin mengatakan bahwa program siap siaga dari Pemerintah Australia telah menjadi dukungan berharga bagi Provinsi Bali.
Melalui inovasi seperti Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana (Si-Kencana) dan Bali Tsunami Early Warning System (BTEWS), Bali akan terus berkomitmen membangun kesiapsiagaan yang tangguh dan efektif dalam menghadapi kebencanaan. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali dan BPBD Bali telah menjalin sinergisitas dan kerjasama dalam upaya membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat Bali berdasarkan nilai budaya dan kearifan lokal. (Ketut Winata/balipost)