Harga cabai
Cabai dijual di pasar tradisional. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Kabupaten Tabanan menurun. Sempat menembus harga Rp80.000 per kg sebulan lalu, kini harga cabai rawit merah turun ke posisi Rp50.000 per kg. Penurunan diduga akibat lesunya permintaan pasar.

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan di sejumlah pasar tradisional, harga cabai rawit merah ditransaksikan mengalami penurunan 17 persen dari posisi perdagangan Rp60.000 per kg pada perdagangan minggu lalu. Hal sama juga terjadi pada komoditi bawang merah yang ditemukan terjadi penurunan harga menjadi Rp20.000 per kg dari posisi Rp24.000 per kg pada perdagangan minggu lalu.

Baca juga:  Stok Gas Melon Menipis Akibat Salah Sasaran

Sebaliknya, untuk harga kacang panjang mengalami kenaikan menjadi Rp8.000 dari posisi perdagangan Rp6.000 pada minggu lalu. Sementara, untuk harga bahan pokok dijual stabil diantaranya beras kualitas premium dijual Rp16.000 per kg, beras medium Rp14.000 per kg, dan beras merah Rp24.000 per kg.

Penurunan harga cabai diakui salah seorang petani cabai di Banjar Bangah, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Nyoman Sudiasa. Kata dia, di tingkat petani, harga cabai rawit merah memang sudah turun. Penurunan harga terjadi secara bertahap, dimana pada akhir Juli lalu sempat terus naik hingga menembus posisi Rp70.000 per kg dan berbalik arah mengalami penurunan pada awal Agustus.

Baca juga:  Memprihatinkan, Kondisi Kantor Damkar Tabanan

“Empat hari lalu harga cabai sempat bertahan di posisi Rp50.000 per kg. Namun, tak bertahan lama, harga di tingkat petani kembali turun hingga akhirnya menyentuh Rp43.000 per kg sedangkan untuk cabai merah besar di posisi Rp15.000 per kg,” bebernya.

Diduga, penurunan harga cabai di tingkat petani ini diakibatkan oleh lesunya permintaan pasar saat ini. Namun, posisi harga terbaru dari salah satu hasil pertanian ini masih diatas break even point (BEP) budidaya cabai sehingga masih tetap menguntungkan petani walaupun mengecil dari pendapatan yang diraih sebelumnya. (Ngurah Manik/bisnisbali)

Baca juga:  Bumda Siap Kelola Restoran dan Penginapan DTW Bedugul
BAGIKAN