DENPASAR, BALIPOST.com – Kinerja Belanja Negara di Bali sampai dengan 31 Juli 2024 tumbuh 9,9% (y-on-y) dengan realisasi sebesar Rp13,4 triliun atau 55,8% dari pagu. Realisasi ini terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (Belanja K/L) sebesar Rp6,4 triliun dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) Rp7 triliun.
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bali Muhamad Mufti Arkan, belum lama ini mengatakan, belanja K/L tumbuh 15,6% yoy sedangkan belanja TKD tumbuh 5,20% yoy. Menurut jenisnya, belanja didominasi belanja pegawai untuk pembayaran gaji dan tunjangan ASN/TNI/Polri.
Realisasi belanja transfer terbesar dibandingkan pagu adalah Dana Desa (96,09% dari pagu 2024) dengan realisasi sebesar
Rp0,51T. Secara yoy seluruh belanja fungsi tumbuh kecuali fungsi ekonomi mengalami kontraksi 17% disebabkan realisasi Pembangunan Bendungan Sidan masih rendah karena mengalami kendala cuaca. Sementara pertumbuhan tertinggi pada belanja fungsi pariwisata.
Realisasi penyaluran TKD sebesar Rp7 T, tumbuh 5,24% yoy. Secara nominal penyaluran TKD terbesar di Provinsi Bali sebesar Rp1,3 Triliun. Realisasi penyaluran TKD terbesar dibanding pagu pada Kabupaten Jembrana sebesar Rp498,41 miliar, 64,0% dari pagu 2024.
Jenis penyaluran terbesar adalah DAU sebesar Rp4,8 triliun, tumbuh 17,14% yoy. Penyaluran DD Tahap II sebesar Rp233,67 miliar kepada 377 Desa.
Kinerja APBD juga menunjukkan perbaikan. Realisasi Pendapatan Daerah seluruh Pemda di Bali sampai dengan 31 Juli 2024 mencapai Rp16,04 triliun atau 51,32% dari target pendapatan, tumbuh 14,43% secara y-on-y.
Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp8,93 triliun atau dengan porsi 55,67% dari total Pendapatan Daerah, sedangkan 44,30% atau Rp7,1 triliun dari Pendapatan Daerah berasal dari dana transfer, dan 0,03% atau Rp4,39 miliar dari Lain-Lain Pendapatan Daerah. Sementara itu, realisasi Belanja Daerah mencapai Rp14,82 triliun (45,42% dari pagu), tumbuh 14,59% y-on-y. (Citta Maya/balipost)