Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Nyoman Gede Anom diwawancara soal pemenuhan dokter spesialis di Bali, Denpasar, Kamis (22/8/2024). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tiga kabupaten di Bali kekurangan dokter spesialis dasar. Catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, tiga kabupaten tersebut diantaranya, Kabupaten Jembrana, Karangasem, dan Buleleng. Hal ini berdasarkan atas perbandingan rasio penduduknya.

“Untuk Bali, kalau lihat jumlah dokter spesialis cukup, tapi di beberapa kabupaten, distribusinya belum merata, jadi Jembrana, Karangasem, dan Buleleng masih perlu,” kata Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom kepada ANTARA di Denpasar, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (22/8).

Ia menjelaskan, terdapat empat spesialis dasar yang wajib ada di setiap daerah yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn dan ginekologi, spesialis anak, dan spesialis bedah.

Baca juga:  Dinkes Bali Investigasi Dugaan Belasan Warga Terjangkit Meningitis di Sibetan

Jumlah dokter spesialis dasar ini setidaknya satu per 1.000 penduduk, sementara di Kabupaten Jembrana masih kurang untuk spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn dan ginekologi.

Di Kabupaten Karangasem kekurangan spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn dan ginekologi, spesialis anak, dan spesialis bedah, dan Buleleng kekurangan spesialis penyakit dalam, dan spesialis anak.

Selain spesialis dasar, Kepala Dinkes Bali mengatakan terdapat spesialis penunjang yang sebenarnya juga penting seperti spesialis radiologi, spesialis anestesi, dan spesialis patologi klinik, dimana tiga kabupaten yang sama juga masih kekurangan.

Baca juga:  Jembrana Terima Penghargaan Kemendes PDTT

Sesuai arahan Presiden Jokowi, Pemprov Bali berupaya mendorong pemenuhan dokter spesialis, secara keseluruhan jumlahnya di Pulau Dewata 1.542 orang, namun sebarannya yang tidak merata.

Selain belum merata juga masih terdapat beberapa rumpun spesialis yang masih nol tenaga yaitu spesialis kedaruratan medik-emergency, spesialis akupuntur medik, dan spesialis anastesi-konsultan neuro anastesi.

“Dinkes Bali melaksanakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan melalui pendidikan dengan salah satu hal yang telah dilaksanakan yaitu memfasilitasi program Kementerian Kesehatan dalam pemberian bantuan Pendidikan dokter spesialis dan subspesialis,” ujar Anom.

Baca juga:  Jelajah Pulau Jawa dengan Honda Rebel, Ladies Bikers Big Bike Tempuh Ribuan Kilometer

Ia menyampaikan bahwa Pemprov Bali tidak menyediakan beasiswa langsung, namun diarahkan langsung memanfaatkan beasiswa Kementerian Kesehatan.

“Kami melalui provinsi mengajukan beasiswa ke Kementerian Kesehatan dan ada sudah beberapa mengajukan seperti Klungkung, dari Nusa Penida itu sudah, ini karena Kemenkes sudah menyiapkan 1.000 beasiswa, hampir semua dibiayai,” kata Anom. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN