Pedagang tengah menyiapkan daging ayam di Pasar Badung, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada bulan Agustus 2024 secara year on year (y-on-y), Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 2,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 106,80.

Inflasi tertinggi tercatat di Kota Denpasar sebesar 2,95 persen dengan IHK sebesar 107,58 dan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar 1,68 persen dengan IHK sebesar 108,57.

Plt. Kepala BPS Provinsi Bali Kadek Agus Wirawan, Senin (2/9) mengatakan, inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena naiknya harga komoditas-komoditas amatan yang

ditunjukkan oleh naiknya IHK pada sepuluh kelompok pengeluaran yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 3,49 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,38 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen.

Baca juga:  Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2023 Alami Surplus

Selain itu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga nakm sebesar 0,45 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 1,59 persen, kelompok

transportasi naik sebesar 2,61 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 2,01 persen, kelompok pendidikan sebesar 3,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,57 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,29 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada bulan Agustus 2024 antara lain beras, cabai rawit, kopi bubuk, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tarif parkir, nasi dengan lauk, minyak goreng, daging babi, Sigaret Putih Mesin (SPM), emas perhiasan, pisang, biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi, air kemasan.

Baca juga:  Dua Sektor Ini Jadi Penopang Ekonomi Indonesia di 2020

Selain itu komoditas yang memberikan andil inflasi yaitu, angkutan udara, kue basah, biaya pendidikan sekolah dasar, bensin, biaya pendidikan sekolah menengah pertama, gula pasir, dan kue kering berminyak.

Sementara itu, satu kelompok tercatat mengalami penurunan indeks tipis yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,03 persen. Sedangkan untuk komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain bawang merah, daging ayam ras, tomat, canang sari, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, kacang panjang, telur ayam ras, tongkol diawetkan, bawang putih, sawi hijau, vitamin, jeruk, buncis, pepaya, terong, telepon seluler, sabun mandi, bahan bakar rumah tangga, sabun cair/cuci piring, dan ketimun. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  2021, Ekonomi Nasional Tumbuh Positif
BAGIKAN