DENPASAR, BALIPOST.com – Pilkada serentak 2024 di Kabupaten/kota dan Provinsi Bali akan melahirkan pemimpin baru melengkapi anggota DPRD yang sudah dilantik. Sejumlah tantangan pemimpin Bali diungkapkan kalangan generasi Z Bali dan kalangan akademisi di acara Dialog Merah Putih Bali Era Baru, di Warung Bali Coffee Jl. Veteran 63 Denpasar belum lama ini.
Salah satunya adalah pemimpin Bali harus berani mundur jika gagal memenuhi janji politiknya. Seperti soal sampah.
Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Gede Doni Damar Agayu mengatakan masalah utama yang dihadapi Bali dan paling mendesak adalah soal penanganan sampah.
Rekannya, I Kadek Agus Aditya Putra, Wakil Ketua BEM FH Unmas juga menyoroti soal sampah dan perlunya anak muda Bali selektif menggunakan medsos agar tepat dan beretika. Ia juga menuntut program riil calon pemimpin Bali dalam mengatasi masalah sampah.
Pengamat politik, Dr. Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa menuntut calon pemimpin di kabupaten maupun kota serta provinsi sejak masa kampanye beradu gagasan dalam menangani sampah dan upaya memperkuat budaya dan adat Bali.
Mantan Ketua KPU Bali ini mendesak agar pemimpin berjanji menangani masalah sampah dan pariwisata. Dia harus satya wacana dan harus berani mundur jika gagal memecahkan masalah itu dalam kurun waktu yang ditentukan. Dengan demikian rakyat memiliki gambaran jelas siapa pemimpin pilihannya.
Soal pengawasan Ketut Ariani dari Bawaslu Bali menegaskan pengawasan bukan hanya saat kampanye dan pencoblosan melainkan dimulai sejak pendaftaran pemilih. Termasuk ikut mengawasi dugaan politik uang yang terjadi di Bali. (Made Sueca/balipost)