Ida Bagus Surya Suamba. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pembuatan jalan inspeksi untuk akses mobilisasi material dalam penanganan keretakan tebing Pura Uluwatu memicu longsoran material batu kapur yang jatuh ke laut. Hal ini mendapat tanggapan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung.

Kepala Dinas PUPR Badung, Ida Bagus Surya Suamba, pada Rabu (4/9) mengatakan selain menghadapi tantangan keretakan tebing, pura yang merupakan salah satu destinasi pariwisata dunia ini juga mengalami abrasi yang cukup parah. Untuk itu, diperlukan pembangunan jalan inspeksi yang akan digunakan untuk mengangkut bahan material ke dasar tebing dan melakukan perbaikan pada cekungan yang ada di bawahnya.

“Dalam pembangunan akses ini, nantinya cekungan yang tingginya mencapai 6 meter dengan kedalaman 10 meter akan kami perbaiki dan kami cor, sehingga kekuatan tebing dari dasar Pura Uluwatu bisa terjaga,” ujarnya.

Baca juga:  Taekwondoin Bali Raih 1 Emas di Kejurnas 2022

Surya juga menjelaskan bahwa akan dilakukan pembangunan revetment setinggi 6 meter untuk menahan deburan ombak. Dengan langkah ini, diharapkan deburan ombak yang tingginya bisa mencapai 4 meter dapat ditahan sehingga tidak merusak tebing lebih jauh.

“Dalam kondisi ini, kami tetap berusaha melestarikan kondisi pantai setempat. Namun, kemarin ada kesalahan operator yang membuang material ke laut, dan sudah kami berikan peringatan keras. Jika ditemukan lagi, kami tidak akan segan-segan untuk menghentikan pekerja tersebut,” tegasnya.

Saat disinggung mengenai penggunaan jalur laut atau udara untuk pengiriman material, Surya Suamba mengakui bahwa opsi tersebut belum dapat dilakukan karena akan memerlukan anggaran yang lebih besar. Proyek penataan ini sendiri memiliki nilai Rp76 miliar. Selain itu, jalan inspeksi ini juga dinilai penting untuk keperluan upacara keagamaan.

Baca juga:  PBB Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di World Water Forum 2024

“Umat saat melaksanakan upacara malasti ke bawah sangat berbahaya. Mumpung kami sedang melakukan perencanaan ini, nantinya akan kami buat lebih aman dan tetap terlihat sangat natural. Jalan ini bukan untuk umum, hanya untuk keperluan keagamaan serta inspeksi terkait pemeliharaan dan pengecekan tebing Uluwatu,” jelasnya.

Penataan keretakan tebing Uluwatu ini sejatinya telah direncanakan sejak lama. Bahkan dalam pelaksanaannya, kajian sudah dilakukan oleh Universitas Udayana dan beberapa tenaga ahli lainnya. Upaya penataan ini dimaksudkan untuk memperbaiki keretakan tebing serta mengatasi masalah abrasi yang semakin mengancam keberadaan pura.

Baca juga:  Penyu Masih Diburu untuk Diambil Dagingnya

“Berdasarkan kajian dari Universitas Udayana dan tenaga ahli yang kami tunjuk, jika tidak segera ditangani, tebing Uluwatu ini sudah akan roboh tanpa mendahului struktur di atasnya. Bagian bawah tebing sudah sangat cekung akibat abrasi yang terus terjadi,” papar Surya Suamba.

Menurutnya, metode penataan yang dilakukan juga bertujuan mempercantik kawasan. Dari kajian yang telah dilakukan, pembangunan jalan menuju dasar tebing ini juga sangat diperlukan untuk menahan abrasi yang terjadi di sepanjang tebing. “Sepanjang tebing ini adalah milik pura, dan kami sudah mendapatkan izin dari pangempon pura dan desa adat setempat. Karena tidak ada akses lain menuju ke sana, pembuatan akses ini menjadi sangat penting,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN